Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magetan Jawa Timur menyatakan bahwa kegiatan tradisi bersih desa berupa Larung Sesaji atau Labuhan Sarangan tahun 2024 di Telaga Sarangan, digelar secara sederhana karena berdekatan dengan momentum pemilu.
"Labuhan Sarangan tahun ini disederhanakan tapi tidak mengurangi esensi adat yang ada di masyarakat setempat. Pakemnya tetap dilaksanakan, tapi 'toppingnya' dikurangi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Magetan Joko Trihono di Magetan, Jumat.
Ia mengungkapkan, meski dilakukan secara sederhana, namun prosesinya tetap berlangsung khitmad. Tradisi upacara adat larung sesaji tersebut dilakukan setahun sekali setiap Jumat Pon bulan Ruwah, menjelang bulan suci Ramadhan.
Adapun, tradisi bersih desa itu dilakukan sebagai wujud syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa, serta agar warga Sarangan terhindar dari mara bahaya dan bencana.
Lurah Sarangan Sudiharto mengatakan runtutan acara pokok adat masih sama seperti biasanya, yakni mulai dari penyembelihan kambing, ziarah makam, tirakatan, serta pagar desa pada Kamis (15/2/2024) pagi hingga malam.
Kemudian dilanjutkan selamatan dan pelarungan tumpeng pada Jumat pagi.
"Untuk unsur kesakralan sesepuh, kami tidak berani mengurangi. Arak-arakan saja dan tumpeng raksasa yang tidak ada," kata Sudiharto.
Ia menambahkan, selain sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta, tradisi bersih desa Labuhan Sarangan juga menjadi daya tarik wisata budaya bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Magetan, utamanya tempat wisata Telaga Sarangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Labuhan Sarangan tahun ini disederhanakan tapi tidak mengurangi esensi adat yang ada di masyarakat setempat. Pakemnya tetap dilaksanakan, tapi 'toppingnya' dikurangi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Magetan Joko Trihono di Magetan, Jumat.
Ia mengungkapkan, meski dilakukan secara sederhana, namun prosesinya tetap berlangsung khitmad. Tradisi upacara adat larung sesaji tersebut dilakukan setahun sekali setiap Jumat Pon bulan Ruwah, menjelang bulan suci Ramadhan.
Adapun, tradisi bersih desa itu dilakukan sebagai wujud syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa, serta agar warga Sarangan terhindar dari mara bahaya dan bencana.
Lurah Sarangan Sudiharto mengatakan runtutan acara pokok adat masih sama seperti biasanya, yakni mulai dari penyembelihan kambing, ziarah makam, tirakatan, serta pagar desa pada Kamis (15/2/2024) pagi hingga malam.
Kemudian dilanjutkan selamatan dan pelarungan tumpeng pada Jumat pagi.
"Untuk unsur kesakralan sesepuh, kami tidak berani mengurangi. Arak-arakan saja dan tumpeng raksasa yang tidak ada," kata Sudiharto.
Ia menambahkan, selain sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta, tradisi bersih desa Labuhan Sarangan juga menjadi daya tarik wisata budaya bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Magetan, utamanya tempat wisata Telaga Sarangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024