Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Madiun, Jawa Timur, menyebutkan tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel di wilayah setempat mencapai kisaran 70-80 persen saat libur panjang peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW dan Tahun Baru Imlek.

"Pada akhir pekan biasa tingkat okupansinya hanya 50 persen. Selama libur panjang akhir pekan empat hari kemarin naik di kisaran 70–80 persen," ujar Ketua PHRI Kota Madiun Aris Suharno, Senin.

Menurut dia, selain karena libur panjang, kenaikan tingkat hunian kamar hotel-hotel yang ada di Kota Madiun juga ditunjang dengan program pembangunan pemkot. Soalnya, Kota Madiun saat ini sudah menjadi daerah jujukan wisata.

"Salah satu daya tariknya ada di Pahlawan Street Center (PSC). Selain itu, beberapa biro perjalanan wisata tujuan Solo dan Yogyakarta telah menjadikan Kota Madiun sebagai daerah transit.

Ia menjelaskan, libur panjang kali ini juga dinilai menjadi masa puncak atau "peak season" yang dapat mendongkrak okupansi pada bulan Februari–Maret. Karena bulan depan sudah masuk Ramadhan yang biasanya tingkat hunian kamar hotel akan turun.

"Meskipun bulan depan ada momen libur panjang Hari Raya Nyepi (11/3/2024) dan Wafat Yesus Kristus (29/3/2024), namun tidak signifikan mendongkrak hunian," katanya.

Ia menilai peningkatan okupansi akan terjadi lagi saat libur panjang lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 2024. Hal itu dapat diketahui dari data tamu yang menginap. Mayoritas merupakan warga luar Kota Madiun.

Sementara mendekati Pemilu 2024, ia menilai tidak ada peningkatan hunian kamar yang signifikan. Dia menyebut huniannya rata-rata seperti hari normal biasanya atau sekitar 40 persen.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024