Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Nur Hotibah mengatakan sebanyak 126.063 anak di wilayah setempat telah divaksin polio pada pelaksanaan vaksin pertama yang digelar mulai 15 hingga 21 Januari 2024.
"Total jumlah anak telah divaksin ini melebihi target 95 persen yang ditetapkan, karena total jumlah anak yang menjadi target vaksin polio di kabupaten ini sebanyak 127.377 anak," katanya di Bangkalan, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan keberhasilan Pemkab Bangkalan dalam melaksanakan vaksin polio itu tidak lepas dari peran aktif semua pihak, baik petugas medis, kader posyandu, maupun dukungan semua elemen, termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama di wilayah itu.
Kerja sama saling mendukung lintas institusi, menurut dia juga menjadi penyebab suksesnya pelaksanaan vaksin polio di Kabupaten Bangkalan, termasuk dukungan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan sejumlah organisasi keagamaan lainnya.
"Peran institusi keamanan seperti TNI dan Polri juga sangat membantu, karena selama pelaksanaan personel dari kedua institusi tersebut aktif memberikan pendampingan di lapangan," kata Hotibah.
Kepala Dinkes Nur Hotibah lebih lanjut menjelaskan, bahwa vaksin polio merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi dengan tujuan agar bayi memperoleh kekebalan terhadap penyakit polio yang dapat menyebar melalui infeksi virus.
Polio merupakan jenis penyakit menular yang menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik, sehingga penderita akan mengalami kelumpuhan anggota gerak.
"Karena itu, pencegahan polio perlu dilakukan sejak dini melalui pemberian vaksin, seperti yang telah kita lakukan ini," katanya.
Vaksin polio merupakan vaksin untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan bisa berujung pada kematian.
Vaksin polio termasuk salah satu imunisasi wajib bagi bayi yang diberikan bersamaan dengan vaksin hiB, DPT, dan hepatitis B.
Sedangkan, penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang yang dapat mengakibatkan penderita tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu, seperti salah satu atau bahkan kedua kakinya.
"Karena itu, pemerintah melakukan gerakan serentak terkait jenis penyakit ini agar anak-anak memiliki kekebalan tubuh dan bebas dari jenis penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Total jumlah anak telah divaksin ini melebihi target 95 persen yang ditetapkan, karena total jumlah anak yang menjadi target vaksin polio di kabupaten ini sebanyak 127.377 anak," katanya di Bangkalan, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan keberhasilan Pemkab Bangkalan dalam melaksanakan vaksin polio itu tidak lepas dari peran aktif semua pihak, baik petugas medis, kader posyandu, maupun dukungan semua elemen, termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama di wilayah itu.
Kerja sama saling mendukung lintas institusi, menurut dia juga menjadi penyebab suksesnya pelaksanaan vaksin polio di Kabupaten Bangkalan, termasuk dukungan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan sejumlah organisasi keagamaan lainnya.
"Peran institusi keamanan seperti TNI dan Polri juga sangat membantu, karena selama pelaksanaan personel dari kedua institusi tersebut aktif memberikan pendampingan di lapangan," kata Hotibah.
Kepala Dinkes Nur Hotibah lebih lanjut menjelaskan, bahwa vaksin polio merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi dengan tujuan agar bayi memperoleh kekebalan terhadap penyakit polio yang dapat menyebar melalui infeksi virus.
Polio merupakan jenis penyakit menular yang menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik, sehingga penderita akan mengalami kelumpuhan anggota gerak.
"Karena itu, pencegahan polio perlu dilakukan sejak dini melalui pemberian vaksin, seperti yang telah kita lakukan ini," katanya.
Vaksin polio merupakan vaksin untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan bisa berujung pada kematian.
Vaksin polio termasuk salah satu imunisasi wajib bagi bayi yang diberikan bersamaan dengan vaksin hiB, DPT, dan hepatitis B.
Sedangkan, penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang yang dapat mengakibatkan penderita tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu, seperti salah satu atau bahkan kedua kakinya.
"Karena itu, pemerintah melakukan gerakan serentak terkait jenis penyakit ini agar anak-anak memiliki kekebalan tubuh dan bebas dari jenis penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024