Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan program gizi berbasis masyarakat berhasil menurunkan angka stunting di wilayah setempat.
Berdasarkan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan P2KP Lumajang tercatat prevalensi stunting mengalami penurunan signifikan dari 13,37 persen pada Desember 2022 menjadi 6,28 persen pada Desember 2023.
"Angka stunting turunnya signifikan dari 13,37 menjadi 6,28 persen. Meskipun permintaan dari Bapak Presiden Joko Widodo untuk mencapai angka stunting 0 itu sulit, tetapi kita terus berupaya," kata Indah Wahyuni di Lumajang, Rabu.
Menurutnya, banyak hal yang terus dilakukan Pemkab Lumajang, termasuk memulai bagaimana menghindari pernikahan dini karena hal tersebut merupakan awal dari persoalan yang memicu stunting.
"Penurunan tersebut mencerminkan komitmen dan kerja keras Pemkab Lumajang bersama seluruh elemen masyarakat dalam memerangi stunting," tuturnya.
Ia mengatakan hal tersebut merupakan bagian dari program berkelanjutan yang tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh kepala daerah sebelumnya.
"Pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai sektor terus berupaya meningkatkan edukasi dan promosi gizi kepada masyarakat, khususnya calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui, tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat," katanya.
Indah Wahyuni menjelaskan Pemkab Lumajang terus mengoptimalkan Program Bapak Asuh untuk meningkatkan gizi anak-anak yang mengalami masalah dalam tumbuh kembang.
"Dana dari program itu berasal dari APBD serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat yang mampu menjadi donatur," ujarnya.
Bagi ibu hamil, lanjut dia, kebutuhan gizinya harus terjaga hingga kelahiran dan mencukupi hingga bayi usia 5 tahun, termasuk bagaimana menjaga anak yang kurang gizi dan gizi buruk.
"Kami memiliki Program Bapak Asuh yang didanai dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau), APBD, serta dukungan dari CSR BUMN, dan pengusaha," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Berdasarkan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan P2KP Lumajang tercatat prevalensi stunting mengalami penurunan signifikan dari 13,37 persen pada Desember 2022 menjadi 6,28 persen pada Desember 2023.
"Angka stunting turunnya signifikan dari 13,37 menjadi 6,28 persen. Meskipun permintaan dari Bapak Presiden Joko Widodo untuk mencapai angka stunting 0 itu sulit, tetapi kita terus berupaya," kata Indah Wahyuni di Lumajang, Rabu.
Menurutnya, banyak hal yang terus dilakukan Pemkab Lumajang, termasuk memulai bagaimana menghindari pernikahan dini karena hal tersebut merupakan awal dari persoalan yang memicu stunting.
"Penurunan tersebut mencerminkan komitmen dan kerja keras Pemkab Lumajang bersama seluruh elemen masyarakat dalam memerangi stunting," tuturnya.
Ia mengatakan hal tersebut merupakan bagian dari program berkelanjutan yang tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh kepala daerah sebelumnya.
"Pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai sektor terus berupaya meningkatkan edukasi dan promosi gizi kepada masyarakat, khususnya calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui, tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat," katanya.
Indah Wahyuni menjelaskan Pemkab Lumajang terus mengoptimalkan Program Bapak Asuh untuk meningkatkan gizi anak-anak yang mengalami masalah dalam tumbuh kembang.
"Dana dari program itu berasal dari APBD serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat yang mampu menjadi donatur," ujarnya.
Bagi ibu hamil, lanjut dia, kebutuhan gizinya harus terjaga hingga kelahiran dan mencukupi hingga bayi usia 5 tahun, termasuk bagaimana menjaga anak yang kurang gizi dan gizi buruk.
"Kami memiliki Program Bapak Asuh yang didanai dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau), APBD, serta dukungan dari CSR BUMN, dan pengusaha," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024