Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghadirkan ornamen naga di balai kota setempat untuk merayakan Tahun Baru China 2024, sekaligus merepresentasikan persatuan dan toleransi antar masyarakat wilayah setempat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Dedik Irianto menyatakan ornamen naga yang dipasang disesuaikan dengan shio naga kayu.
"Naga yang di Balai Kota Surabaya tingginya 6 meter dan panjang 25 meter," kata Dedik kepada ANTARA di Surabaya melalui sambungan telepon, Selasa.
Dedik menyebut pemasangan ornamen sudah menjadi tradisi pemerintah kota, setiap jelang perayaan keagamaan.
Upaya ini untuk menunjukkan bahwa roda kehidupan di Kota Surabaya bergerak karena kekuatan toleransi antara umat beragama maupun suku dan ras yang ada.
"Surabaya ini rumah bagi siapapun, tanpa memandang perbedaan yang ada," ujar dia.
Ornamen Imlek berbentuk naga didominasi warna merah dan emas. Pada bagian wajahnya juga dilengkapi dua helai kumis pada sisi kanan dan kiri serta tanduk.
Pada bagian leher hingga ekor naga tersebut dilengkapi puluhan sisik warna emas hingga dua lengan berserta cakarnya.
Mulut naga itu nampak terbuka memperlihatkan taring dengan warna emas pula, posisi badannya membentuk gelombang berjumlah empat lekukan. Turut juga disertakan tulisan "Imlek 2024" dan "2575 Kongzili".
Posisi dekorasi Imlek berbentuk naga dipasang di sisi kanan rangkaian huruf "Balai Kota" yang punya warna merah dan putih.
Sedangkan, Pemkot Surabaya melengkapi naga dengan rangkaian lampu hias di bagian kerangka penopangnya, sehingga saat malam hari badan hewan mitologi nampak menyala.
Mengingat saat ini musim hujan, maka pemkot melalui DLH setempat lebih memanfaatkan bahan kain untuk membentuk bagian tubuh naga itu.
"Kain lebih awet kalau kepalanya dari styrofoam. Kemudian kami pasang profil tank sebagai penyeimbang di kepala dan ekornya untuk mengantisipasi angin kencang," ucapnya.
Selain Balai Kota Surabaya, beberapa lokasi juga dihiasi ornamen Imlek, seperti rangkaian lampion di Jalan Panglima Sudirman atau tepatnya di sekitaran Monumen Bambu Runcing.
"Di Kya-Kya Jalan Kembang Jepun sudah ada lampion dan ornamen barongsai. Kalau di Balai Pemuda itu ada ornamen gerbang klenteng, kami pasang semuanya untuk Imlek," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Dedik Irianto menyatakan ornamen naga yang dipasang disesuaikan dengan shio naga kayu.
"Naga yang di Balai Kota Surabaya tingginya 6 meter dan panjang 25 meter," kata Dedik kepada ANTARA di Surabaya melalui sambungan telepon, Selasa.
Dedik menyebut pemasangan ornamen sudah menjadi tradisi pemerintah kota, setiap jelang perayaan keagamaan.
Upaya ini untuk menunjukkan bahwa roda kehidupan di Kota Surabaya bergerak karena kekuatan toleransi antara umat beragama maupun suku dan ras yang ada.
"Surabaya ini rumah bagi siapapun, tanpa memandang perbedaan yang ada," ujar dia.
Ornamen Imlek berbentuk naga didominasi warna merah dan emas. Pada bagian wajahnya juga dilengkapi dua helai kumis pada sisi kanan dan kiri serta tanduk.
Pada bagian leher hingga ekor naga tersebut dilengkapi puluhan sisik warna emas hingga dua lengan berserta cakarnya.
Mulut naga itu nampak terbuka memperlihatkan taring dengan warna emas pula, posisi badannya membentuk gelombang berjumlah empat lekukan. Turut juga disertakan tulisan "Imlek 2024" dan "2575 Kongzili".
Posisi dekorasi Imlek berbentuk naga dipasang di sisi kanan rangkaian huruf "Balai Kota" yang punya warna merah dan putih.
Sedangkan, Pemkot Surabaya melengkapi naga dengan rangkaian lampu hias di bagian kerangka penopangnya, sehingga saat malam hari badan hewan mitologi nampak menyala.
Mengingat saat ini musim hujan, maka pemkot melalui DLH setempat lebih memanfaatkan bahan kain untuk membentuk bagian tubuh naga itu.
"Kain lebih awet kalau kepalanya dari styrofoam. Kemudian kami pasang profil tank sebagai penyeimbang di kepala dan ekornya untuk mengantisipasi angin kencang," ucapnya.
Selain Balai Kota Surabaya, beberapa lokasi juga dihiasi ornamen Imlek, seperti rangkaian lampion di Jalan Panglima Sudirman atau tepatnya di sekitaran Monumen Bambu Runcing.
"Di Kya-Kya Jalan Kembang Jepun sudah ada lampion dan ornamen barongsai. Kalau di Balai Pemuda itu ada ornamen gerbang klenteng, kami pasang semuanya untuk Imlek," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024