Trenggalek - Sebanyak 260 bidan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dipastikan telah mengikuti program jaminan persalinan (Jampersal) sejak pertama kali dicanangkan 15 April 2011.
"Pelaksanaan program ini awalnya memang terkendala oleh kerja sama dengan praktik bidan swasta, namun setelah setengah tahun berjalan alhamdulillah jumlah bidan yang bergabung sudah lebih dari 200," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Sugito Teguh, Selasa.
Menurutnya, jumlah tersebut jauh meningkat dibanding pada awal pemberlakukan Jampersal pada pertengahan April lalu yang hanya 60 bidan dari total 280 bidan yang beroperasi di Kabupaten Trenggalek .
Peningkatan jumlah bidan peserta jaminan untuk ibu melahirkan tersebut terjadi setelah Bupati Trenggalek membuat terobosan dengan mengeluarkan peraturan bupati yang membebaskan poliklinik desa (polindes) dari biaya retribusi persalinan.
"Kalau dulu polindes-polindes itu dibebani retribusi persalinan sebesar Rp200 ribu sedangkan biaya dari jampersal hanya Rp350 ribu sehingga bidan hanya menerima Rp150 ribu, jumlah itu tidak cukup untuk membeli bahan dan peralatan habis pakai. Kalau sekarang, retribusinya paling hanya Rp10 ribu," katanya menjelaskan.
Dengan jumlah 260 bidan, Teguh mengaku optimistis hingga akhir tahun 2011 nanti program jaminan persalinan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat tersebut mampu terserap dengan baik.
"Sampai saat ini anggaran jampersal yang sudah terserap sekitar 40 persen dari total anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat sebesar Rp1,8 miliar," tuturnya.
Sugito Teguh berharap jumlah masyarakat yang mengikuti program jampersal terus mengalami peningkatakan sehingga pihaknya mampu melakukan penyerapan anggaran hingga 60 persen.
"Sebetulnya 40 persen ini sudah cukup baik dibandingkan dengan daerah-daerah lain, namun kami berharap sampai akhir anggaran nanti bisa lebih dari itu, mengingat program ini sangat efektif untuk kematian ibu dan bayi saat melahirkan," harap Teguh.
Jaminan persalinan gratis atau jampersal mulai di laksanakan di Kabupaten Trenggalek pada tanggal 15 april 2011, dan untuk melaksanakanya pemerintah pusat memberikan kucuran anggaran Rp1,8 miliar.
Jumlah kelahiran bayi di Trenggalek sendiri menurut data di Dinas Kesehatan setempat, rata-rata antara 9.000-10.000 kelahiran per tahun. "Dari jumlah tersebut empat ribu diantara sudah terlayani oleh program jamkesmas dan jamkesda,"pungkas Teguh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011