Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri menyebut bahwa hasil survei terhadap konsumen yang dilakukan pada Januari 2024 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap perekonomian terjaga dan tetap kuat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Moch. Choirur Rofiq, Kamis, mengatakan bahwa optimisme konsumen terhadap perekonomian tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada pada level optimis sebesar 127,00 (level >100).

Optimisme konsumen tersebut didukung oleh keyakinan masyarakat terhadap prospek ekonomi Kota Kediri ke depan yang dipersepsikan masih membaik.

"Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) pada Januari 2024 tercatat meningkat menjadi sebesar 108,33 dibandingkan Desember 2023 sebesar 107,33. Kondisi tersebut didukung oleh peningkatan jumlah responden yang menyatakan bahwa tingkat ketersediaan lapangan kerja dan konsumsi durable goods (barang tahan lama) meningkat di bulan ini," kata Choirur Rofiq.

Ia menambahkan keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian durable goods terpantau meningkat, terutama pada responden dengan kategori menengah atas.

Dengan persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini yang terpantau meningkat, utamanya pada responden dengan tingkat pendidikan SMA dan Diploma. Hal ini sejalan dengan tingkat penghasilan masyarakat yang terpantau masih optimistis.

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan, kata dia, juga terpantau tetap optimististis.

Hal tersebut juga tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Januari 2024 sebesar 145,67 didorong oleh ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja tercatat sebesar 147,00, utamanya pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan diploma dan sarjana.

"Di sisi lain terdapat penurunan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan, meski terpantau masih pada level optimistis," tutur dia.

Ia menambahkan hasil survei konsumen juga mengindikasikan bahwa rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) menurun dari 79,00 persen pada bulan lalu menjadi 75,6 persen, utamanya disebabkan oleh penurunan proporsi konsumsi masyarakat penghasilan bawah.

Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) masyarakat kelas tersebut meningkat seiring dengan dimulainya pencairan bantuan sosial pada awal Januari 2024, di antaranya bantuan sosial program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan nontunai (BPNT), dan cadangan beras pemerintah (CBP).

Menurut dia, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan masyarakat dengan penghasilan menengah atas yang menunjukkan proporsi peningkatan konsumsi, namun saving to income ratio nya menurun.

"Hal ini mengindikasikan bahwa momen perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 berdampak kembali pada peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat khususnya untuk penghasilan menengah ke atas, sejalan dengan optimisme peningkatan ekonomi ke depan," kata Choirur Rofiq.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024