PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mencatatkan kinerja impresif pada tutup buku tahun 2023, dengan mencatatkan laba positif dan ebitda hingga Rp1,1 triliun dan net profit positif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Direktur Utama SGN, Aris Toharisman, dalam siaran persnya di Surabaya, Kamis, mengatakan, kunci keberhasilan SGN pada tahun 2023 karena adanya strategi regionalisasi.
Selain itu, SGN dan petani tebu mitra juga berhasil mengembalikan pola kemitraan dari transaksional pembelian tebu menjadi sistem bagi hasil yang menguntungkan kedua pihak.
Ia menjelaskan, sistem regionalisasi adalah dengan membagi 36 pabrik ke dalam 7 region. Masing-masing region, mengatur awal giling sehingga setiap pabrik yang memulai giling mendapatkan kepastian pemenuhan bahan baku.
Pabrik dengan efisiensi lebih tinggi dan harga pokok produksi rendah mendapatkan kesempatan memulai awal giling lebih awal.
"Dengan strategi ini pabrik-pabrik gula dapat beroperasi pada kapasitas optimal dengan meminimalkan kompetisi antar pabrik gula sesaudara. Didukung mitra petani yang menyambut baik pemberlakuan bagi hasil. Alhamdulillah SGN bersama para petani tebu dapat bersinergi secara positif," tutur Aris.
Sementara itu, melanjutkan transformasi PTPN Group, tahun 2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada di bawah pengelolaan PTPN gula.
Walaupun mengalami penurunan jumlah tebu digiling sebagai akibat efek El Nino, namun rendemen yang dicapai naik menjadi 7,19 persen, atau meningkat 111,6 persen dibandingkan tahun 2022.
"Keberhasilan capaian ini merupakan dukungan semua pihak, entitas eks PTPN gula sebagai pengelola on farm, PTPN Group, mitra petani, perbankan dan rekanan yang mendukung proses bisnis berjalan dengan baik. Ke depan kami sempurnakan ekosistem gula yang telah terbentuk ini sehingga apa yang diamanatkan dalam Perpres nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Pencapaian Swasembada Gula dapat kita wujudkan bersama," katanya.
Sementara itu, SGN pada tahun 2024 memasang target menggiling tebu sebesar 13,5 juta ton dan memproduksi gula kristal putih (GKP) sebesar 978 ribu ton dengan kualitas SNI, dan untuk mencapai target itu akan didorong standardisasi ditambah efisiensi di internal.
"Hal ini, untuk membangun kemitraan yang saling mempercayai di internal dan membangun persepsi yang sama. Karena kepercayaan adalah modal dasar," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024