Bojonegoro - Pintu pengeluaran Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro tidak bisa dimanfaatkan mengeluarkan air, akibat tertutup sedimen yang berasal dari pekerjaan pengerukan sedimen di waduk setempat.
"Karena ada pekerjaan pengerukan sedimen, ketika hujan turun, sedimen yang ada langsung menutup pintu waduk," kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Bambang Budi Susanto, Kamis.
Bambang yang didampingi Sekretaris Dinas Pengairan, Mukhoyin menyebutkan, diketahuinya pintu pengeluaran tertutup sedimen, ketika air di waduk setempat akan dikeluarkan pada 10 November lalu.
"Air dikeluarkan karena dibutuhkan petani untuk mengairi areal tanaman padi di daerah irigasinya," ujarnya, menjelaskan.
Menurut dia, para petani di daerah irigasi waduk, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo, juga yang lainnya masih membutuhkan air, walaupun hujan sudah ada hujan.
Ia mengaku, kurang tahu pasti besarnya debit air hujan yang sudah tertampung di waduk setempat."Yang jelas airnya terus bertambah, selama hujan beberapa hari ini," ucap Mukhoyin, menambahkan.
Berdasarkan data di Kantor Waduk Pacal pada 17 November ini, tertulis di papan di dalam kantor setempat ketinggian air pada papan duga mencapai 109,40 meter atau 8,648 juta meter kubik.
Debit air tersebut jauh meningkat dibandingkan sebelumnya, ketika awal dimulainya pekerjaan pengerukan sedimen pada awal Oktober lalu. Sebelum itu, air yang ada di waduk hampir semuanya dikeluarkan dan hanya tersisa 500 ribu meter kubik.
Bambang memperhitungkan, telah terjadi kesalahan teknis dalam pekerjaan pengerukan sedimen waduk. Masalahnya, lokasi pengerukan berada di sebelah utara tidak jauh dari pintu pengeluaran air, sehingga ketika hujan turun sedimen langsung menutup pintu pengeluaran.
Menghadapi hal itu, ia menyatakan, sudah membuat surat, yang ditujukan kepada Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah. Inti surat tersebut, meminta Balai Besar Bengawan Solo secepatnya menangani tertutupnya pintu pengeluaran waduk.
"Surat sudah jadi hanya tinggal mengirimkan," ucapnya.
Ia menjelaskan, kalau ar di Waduk Pacal, tidak bisa dikeluarkan, jelas bisa mengancam produksi tanaman padi di daerah irigasinya. "Kalau air hujan melimpah, air bisa dibuang melalui saluran pelimpas," kata alumnus Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, jurusan teknis sipil itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011