Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berupaya mengoptimalkan capaian pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di daerah itu dengan menyisir (sweeping) kelompok balita usia 0-4 tahun.
"Capaian kami sejauh ini sudah 96 persen dari target sasaran sebanyak 114.319 anak usia di bawah 8 tahun. Sekarang kami fokus melakukan sweeping yang belum terjangkau program vaksinasi ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmad di Tulungagung, Selasa.
Menurut Kasil, percepatan capaian sasaran vaksinasi polio sejauh ini terbantu karena Dinkes bisa mengakses anak sekolah usia dini, hingga SD kelas 1 atau kelas 2 dengan umur di bawah 8 tahun.
Setelah sasaran anak usia sekolah bisa dimaksimalkan, pelaksanaan vaksinasi menggunakan metode "jemput bola", terutama untuk balita yang berada di usia prapendidikan atau belum sekolah.
Baca juga: Dinkes Tulungagung gelar pengasapan tangani kasus chikungunya
Untuk itu, pihaknya bakal mendatangi dari rumah ke rumah atau melalui posyandu di desa. "Satu pekan ini kami lakukan sweeping," katanya.
Sweeping dilakukan oleh petugas kesehatan. Mereka sudah dibekali data anak yang tidak hadir saat pemberian imunisasi polio.
"Kami masih optimistis bisa mencapai 100 persen, bahkan lebih," katanya.
Pelaksanaan imunisasi polio dilakukan serentak di Jawa Timur mulai 15 Januari 2024. Pelaksanaan imunisasi ini sebagai respons temuan kasus polio di Madura.
Temuan kasus polio di Madura memicu alarm kejadian luar biasa polio di Jatim. Sebab, Indonesia sudah dinyatakan bebas polio sejak 2014.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Capaian kami sejauh ini sudah 96 persen dari target sasaran sebanyak 114.319 anak usia di bawah 8 tahun. Sekarang kami fokus melakukan sweeping yang belum terjangkau program vaksinasi ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmad di Tulungagung, Selasa.
Menurut Kasil, percepatan capaian sasaran vaksinasi polio sejauh ini terbantu karena Dinkes bisa mengakses anak sekolah usia dini, hingga SD kelas 1 atau kelas 2 dengan umur di bawah 8 tahun.
Setelah sasaran anak usia sekolah bisa dimaksimalkan, pelaksanaan vaksinasi menggunakan metode "jemput bola", terutama untuk balita yang berada di usia prapendidikan atau belum sekolah.
Baca juga: Dinkes Tulungagung gelar pengasapan tangani kasus chikungunya
Untuk itu, pihaknya bakal mendatangi dari rumah ke rumah atau melalui posyandu di desa. "Satu pekan ini kami lakukan sweeping," katanya.
Sweeping dilakukan oleh petugas kesehatan. Mereka sudah dibekali data anak yang tidak hadir saat pemberian imunisasi polio.
"Kami masih optimistis bisa mencapai 100 persen, bahkan lebih," katanya.
Pelaksanaan imunisasi polio dilakukan serentak di Jawa Timur mulai 15 Januari 2024. Pelaksanaan imunisasi ini sebagai respons temuan kasus polio di Madura.
Temuan kasus polio di Madura memicu alarm kejadian luar biasa polio di Jatim. Sebab, Indonesia sudah dinyatakan bebas polio sejak 2014.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024