Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, menggelar pengasapan di Desa Samir, Kecamatan Ngunut yang terdeteksi muncul sebaran kasus chikungunya.

Ada tiga petugas diturunkan untuk berkeliling melakukan pengasapan ke lingkungan terdampak kasus yang bisa menyebabkan korban mengalami kelumpuhan sesaat tersebut.

"Hari ini tadi ada dua desa yang kami lakukan tindakan pengasapan. Selain di Desa Samir, Kecamatan Ngunut, fogging (pengasapan) juga kami lakukan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Kauman," kata Kabid Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung Didik Eka di Tulungagung.

Selama periode April lalu, lanjut dia, tercatat 34 warga terjangkit chikungunya. Rinciannya, di Desa Samir ditemukan 13 kasus dan Desa Jatimulyo 21 kasus.

Mengingat kondisi cuaca yang sepekan terakhir cenderung penghujan, Didik memperkirakan kasus chikungunya berpotensi meluas.

Upaya penanganan saat ini terus dilakukan tidak hanya melalui pengasapan, namun juga gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Penanggulangan juga dilakukan dengan menabur larvasida serta penerapan 3M, yakni menguras, menutupi semua tempat tampungan air, serta mendaur ulang sampah yang bisa digunakan berkembang biak nyamuk.

Menurut Didik, lonjakan kasus chikungunya juga dipengaruhi mobilitas warga yang tinggi selama Lebaran.

Meski begitu, katanya, penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aides eygipti dan Aides albolitus ini tak menular antarmanusia, kecuali melalui kedua nyamuk tersebut.

"Jika ada yang sakit lalu digigit nyamuk terus menggigit orang yang sehat, bisa menular," katanya.

Namun, katanya, tak semua orang yang tergigit nyamuk itu tertular. Mereka hanya menjadi vektor penyakit tersebut, dan bisa menularkan kembali jika tergigit nyamuk.

"Gejala penyakit ini antara lain demam, pusing, timbul bintik merah pada kulit dan nyeri pada persendian," katanya.

Jika parah, katanya, orang yang tertular akan kesulitan beraktivitas, lantaran mengalami nyeri di persendian hingga tak bisa berjalan.

"Beruntung penyakit ini bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat dan belum ditemukan kasus meninggal akibat chikungunya," kata dia.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023