Trenggalek - Plt Direktur PDAM Trenggalek, Jawa Timur, Suprapto, mengatakan permintaan distribusi air bersih masih tetap meningkat dalam dua pekan terakhir, meski hujan terus mengguyur di wilayah tersebut.
"Kenyataannya seperti itu, belum ada perubahan signifikan terhadap kondisi sejumlah wilayah yang sampai saat ini masih mengalami kelangkaan air bersih," ujarnya di Trenggalek, Sabtu.
Ia justru mengisyaratkan bahwa permintaan air bersih ke PDAM saat ini mengalami tren peningkatan.
Penyebabnya, selain proses distribusi air bersih yang belum merata, air hujan yang mengguyur daerah tersebut belum mampu memulihkan sumber-sumber air yang mati sejak terjadi bencana kekeringan mulai pertengahan Juni-Juli lalu.
Kondisi itu memang tampak ironis mengingat beberapa kali hujan yang mengguyur sebagian wilayah Trenggalek memiliki intensitas curah hujan tinggi.
Beberapa anak sungai, khususnya Kali Ngasinan yang merupakan aliran sungai utama di wilayah tersebut, bahkan terlihat mengalami peningkatan debit dibandingkan dengan saat musim kering beberapa waktu lalu.
"Peningkatan debit air sungai lebih dikarenakan adanya pengumpulan atau penumpukan aliran air dari dataran tinggi yang mengalami hujan. Kondisi itu belum mencerminkan kondisi aliran sungai bawah tanah secara keseluruhan, terutama di daerah pegunungan serta kawasan pesisir selatan," ujarnya.
Suprapto tak merinci daerah mana saja yang saat ini mengajukan permintaan bantuan air bersih. Namun jika mengacu pada data krisis air bersih yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ada 24 desa yang tersebar di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan.
Kawasan itu selama ini dinyatakan terbebas dari krisis air, karena krisis air hanya terjadi di dua kecamatan, yakni Kecamatan Gandusari dan Durenan.
Kekeringan di Kabupaten Trenggalek terjadi sejak pertengahan bulan Agustus yang lalu, pada awalnya jumlah desa yang mengalami kekeringan hanya 14 desa namun pada awal bulan Oktober jumlahnya membengkak menjadi 24 desa yang tersebar 12 kecamatan.
Untuk mengatasi kekeringan tersebut, Pemrov Jatim kemudian mengucurkan bantuan sebesar Rp5 juta per pekan untuk membeli air bersih di PDAM setempat.
Selain itu, Pemkab Trenggalek juga telah menyiapkan anggaran bantuan air bersih sebesar Rp80 juta yang berada di bawah kendali Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Trenggalek.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011