Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Jatim), melakukan pengecekan kelaikan alat deteksi dini atau Early Warning System (EWS) bencana alam yang telah terpasang di sejumlah titik rawan bencana.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Magetan Suparman mengatakan ada sebanyak 11 EWS yang terpasang di titik rawan bencana alam yang tersebar di tiga dari 18 kecamatan yang ada di Magetan.

"Saat ini telah masuk musim hujan, sehingga keberadaan EWS perlu dicek secara rutin agar berfungsi dengan baik," ujar Suparman di Magetan, Senin.

Menurut dia, pengecekan kelaikan alat EWS tersebut merupakan salah satu upaya mitigasi bencana hidrometeorologi yang rawan terjadi di Magetan saat musim hujan.

Adapun 11 alat EWS tersebut meliputi sembilan EWS bencana tanah longsor di Kecamatan Poncol dan Plaosan, serta dua alat sistem peringatan dini banjir di Kecamatan Kartoharjo.

Sesuai data, rinciannya untuk deteksi longsor adalah dua EWS di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol; dua EWS di Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan; satu EWS di Desa Ngancar, Plaosan; dua EWS di Desa Dadi, Plaosan; satu EWS di Desa Genilangit, Poncol; dan satu EWS di Desa Cileng, Poncol. Sedangkan ESW deteksi dini banjir terdapat di Desa Jajar, Kecamatan Kartoharjo, dan Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo.

Dalam pengecekan tersebut, petugas BPBD memeriksa sistem peringatan dini itu satu per satu. Hal itu untuk memastikan alat tersebut berfungsi normal dan tidak rusak.

Lebih lanjut Suparman menjelaskan EWS dipasang sebagai peringatan dini untuk masyarakat, khususnya yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun zona merah rawan longsor.

Alat tersebut menjadi andalan warga untuk melakukan kewaspadaan serta siaga akan bencana banjir maupun longsor yang rawan terjadi di Magetan.

Sebagai upaya pencegahan bencana lainnya, pihaknya terus mengedukasi warga di daerah rawan agar tanggap dan siaga dengan kemungkinan terjadinya bencana di daerah tempat tinggal mereka, baik bencana banjir, tanah longsor, angin kencang, maupun pohon tumbang.

"Mitigasi telah dilakukan di berbagai wilayah di Magetan. Utamanya di sepanjang Jalan Raya Sarangan–Cemorosewu yang rawan longsor dan pohon tumbang," katanya.

Di jalur wisata tersebut, kata dia, sebelumnya pada awal Januari 2024 terjadi bencana tanah longsor menyusul tingginya curah hujan yang mengakibatkan satu orang meninggal dan dua orang luka karena tertimpa material tanah longsor.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024