Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, meminta warga rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) minimal sepekan sekali guna mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang rawan terjadi saat musim hujan.
Kepala Dinkes Ngawi Yudono di Ngawi, Rabu, mengatakan pemberantasan sarang nyamuk sangat efektif untuk memutus rantai kehidupan nyamuk pembawa virus dengue, sehingga penyebaran penyakit DBD dapat dicegah.
"Jangan hanya mengandalkan fogging atau pengasapan karena itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa. Sementara masih banyak telur nyamuk ada di dalam air. Jadi, mohon PSN dengan 3M plusnya digalakkan, utamanya pada musim hujan," ujar Yudono.
Menurut dia, tempat perindukan nyamuk bisa ada di dalam maupun luar rumah. Air hujan bisa menggenang di mana saja. Dengan demikian, perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang tidak hanya di dalam rumah tetapi juga di lingkungan sekitar rumah.
Baca juga: Seratusan warga empat desa di Ngawi terjangkit chikungunya
"Tempat penampungan air di luar rumah bisa apa saja. Salah satunya, tumpukan benda-benda tak terpakai, seperti botol, ban bekas, plastik, tumpukan sampah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, warga Ngawi perlu melakukan pembersihan rutin minimal seminggu sekali," katanya.
Sedangkan di dalam rumah, kata dia, pemberantasan sarang nyamuk di penampungan air bisa dilakukan dengan menguras bak kamar mandi, mengganti air di vas bunga, tempat minum ternak, tandon dispenser, dan sebagainya.
Selain itu, tidak menggantung pakaian yang habis dipakai, karena nyamuk Aedes aegypti suka hinggap di tempat tersebut dan cenderung menyukai aroma keringat manusia.
Data Dinas Kesehatan Ngawi mencatat ada sebanyak 375 kasus DBD di wilayah setempat selama tahun 2023, dengan empat kasus meninggal dunia. Sedangkan tahun 2022 ada sebanyak 673 kasus DBD di Ngawi, dengan tiga kasus meninggal dunia.
Sementara pada awal tahun 2024, Dinkes Ngawi telah menerima laporan adanya sejumlah kasus DBD di tiga kecamatan pada bulan Januari. Kasus tersebut terdapat di Kecamatan Ngawi, Kasreman, dan Kwadungan.
Untuk mencegah kasus DBD meluas, Dinkes Ngawi telah melakukan upaya pengasapan atau fogging di lokasi tiga kecamatan tersebut yang berisiko terjadinya penularan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinkes Ngawi Yudono di Ngawi, Rabu, mengatakan pemberantasan sarang nyamuk sangat efektif untuk memutus rantai kehidupan nyamuk pembawa virus dengue, sehingga penyebaran penyakit DBD dapat dicegah.
"Jangan hanya mengandalkan fogging atau pengasapan karena itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa. Sementara masih banyak telur nyamuk ada di dalam air. Jadi, mohon PSN dengan 3M plusnya digalakkan, utamanya pada musim hujan," ujar Yudono.
Menurut dia, tempat perindukan nyamuk bisa ada di dalam maupun luar rumah. Air hujan bisa menggenang di mana saja. Dengan demikian, perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang tidak hanya di dalam rumah tetapi juga di lingkungan sekitar rumah.
Baca juga: Seratusan warga empat desa di Ngawi terjangkit chikungunya
"Tempat penampungan air di luar rumah bisa apa saja. Salah satunya, tumpukan benda-benda tak terpakai, seperti botol, ban bekas, plastik, tumpukan sampah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, warga Ngawi perlu melakukan pembersihan rutin minimal seminggu sekali," katanya.
Sedangkan di dalam rumah, kata dia, pemberantasan sarang nyamuk di penampungan air bisa dilakukan dengan menguras bak kamar mandi, mengganti air di vas bunga, tempat minum ternak, tandon dispenser, dan sebagainya.
Selain itu, tidak menggantung pakaian yang habis dipakai, karena nyamuk Aedes aegypti suka hinggap di tempat tersebut dan cenderung menyukai aroma keringat manusia.
Data Dinas Kesehatan Ngawi mencatat ada sebanyak 375 kasus DBD di wilayah setempat selama tahun 2023, dengan empat kasus meninggal dunia. Sedangkan tahun 2022 ada sebanyak 673 kasus DBD di Ngawi, dengan tiga kasus meninggal dunia.
Sementara pada awal tahun 2024, Dinkes Ngawi telah menerima laporan adanya sejumlah kasus DBD di tiga kecamatan pada bulan Januari. Kasus tersebut terdapat di Kecamatan Ngawi, Kasreman, dan Kwadungan.
Untuk mencegah kasus DBD meluas, Dinkes Ngawi telah melakukan upaya pengasapan atau fogging di lokasi tiga kecamatan tersebut yang berisiko terjadinya penularan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024