Sidoarjo - Belasan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Kabupaten Sidorjo melakukan demo di kantor dewan setempat mendesak pemerintah mengawal kasus penembakan. Salah seorang koordinator aksi, M Rosyid, Kamis, mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas tindakan oknum kepolisian yang melakukan penembakan terhadap warga sipil. "Kami menilai Riyadis Solikin, warga Sidoarjo yang menjadi korban penembakan tersebut adalah pahlawan kami karena telah menjadi korban dari kebiadaban oknum kepolisian," katanya. Ia mengemukakan, pada peringatan hari pahlawan ini, pihaknya meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk ikut serta dalam mengawal kasus penembakan ini. "Kami melihat aksi yang dilakukan oleh aparat kepolisian tersebut sudah di luar batas kewajaran mengingat penembakan tersebut dilakukan oleh oknum kepolisian dalam keadaan mabuk," katanya. Oleh karena itu, kami atas nama mahasiswa meminta supaya Kejaksaan dan juga kepolisian harus transparan dan profesional dalam menangani kasus penembakan ini. "Kami juga meminta supaya hak dan kesejahteraan keluarga Solikin dikembalikan lagi seperti sedia kala," katanya. Selain itu, empat orang rekan dari aparat kepolisian yang diduga turut serta dalam aksi penembakan tersebut juga mendapatkan hukuman yang cukup berat. Dalam aksi ini, petugas kepolisian dari Resor Sidoarjo terlihat berjaga di lokasi demo dengan mengenakan pakaian lengkap supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelumnya Riyadis Solikin, warga Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjp menjadi korban penembakan dari oknum kepolisian bernama Briptu ER. Dalam penembakan tersebut Solikin mendapatkan luka tembak pada bagian lengan hingga tembus ke dada.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011