Surabaya - Sejumlah seniman melukis seorang veteran Kapten TNI (Purn) dalam rangka refleksi Hari Pahlawan di atas Jembatan Merah, Surabaya, Rabu. "Hari Pahlawan hanya ada di Surabaya, tidak ada di kota lain. Tanpa adanya pejuang, tidak mungkin kita hidup seperti sekarang ini," ujar juru bicara komunitas seniman Lenthero Art, Bang Joe, kepada wartawan yang ditemui di sela-sela aksi. Tidak hanya melukis seorang veteran, yakni Kapten TNI (Purn) Ismoenandar, para seniman juga membaca puisi refleksi Hari Pahlawan serta menabur bunga di ke sungai dari atas jembatan. Kapten TNI (Purn) Ismoenandar selain Ketua Legiun Cacat Veteran RI Surabaya, veteran kelahiran Jombang, 11 Februari 1027 tersebut menjadi salah seorang saksi hidup kegigihan "arek-arek Suroboyo" berperang melawan penjajah. Ia mengatakan, Jembatan Merah merupakan satu-satunya jembatan bersejarah yang dimiliki Surabaya, bahkan di Indonesia. Berbagai catatan sejarah tertulis, seperti meletusnya peperangan antara pejuang dengan penjajah di Jembatan Merah. "Pemimpin para penjajah, yakni Jenderal Mallaby, juga tewas tertembak oleh rakyat Surabaya disini," kata Bang Joe. Bagi para seniman, melukis seorang pejuang merupakan salah satu bentuk syukur Hari Pahlawan yang ekspresi ucapan terima kasih atas jasa-jasa yang telah dibuatnya. "Kami ingin memberikan sebuah kenangan dan ucapan terima kasih kepada para pejuang. Tanpa mereka, tidak mungkin hari ini rakyat Surabaya bisa seperti sekarang," katanya. Beberapa seniman yang ikut ambil bagian dalam peringatan ini yaitu Zainal AM, Teguh Irianto, Berti Guntoro, Iwan Suwarno, Itong, Yono, dan Nabila Dewi Gayatri. "Mereka selama 15 menit melukis Ismoenandar. Hasil lukisan akan diberikan sebagai kenang-kenangan serta disimpan di museum untuk dipamerkan," tandasnya. Kegiatan ini merupakan kali pertama diselenggarakan. Pihaknya berharap setiap tahun para seniman bisa bersama-sama dan ramai-ramai merefleksikan Hari Pahlawan dengan mengembangkan seni. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011