Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur pada bulan Desember 2023 cukup terkendali, yakni sebesar 0,23 persen.
"Inflasi Kota Madiun pada Desember 2023 berada di bawah inflasi gabungan Jawa Timur 0,29 persen dan nasional 0,41 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Abdul Azis dalam siaran pers secara virtual, di Madiun, Selasa.
Menurutnya, laju inflasi yang terkendali tersebut dipengaruhi oleh sejumlah upaya yang dilakukan oleh tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kota Madiun dengan sejumlah inovasinya.
Tercatat Pemerintah Kota Madiun bersama instansi terkait lainnya melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilisasi harga kebutuhan pokok, mulai program Warung Tekan Inflasi (Wartek) hingga subsidi harga di pasar, dan pasar murah.
Upaya tersebut penting dilakukan agar tidak terjadi lonjakan harga yang berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat. Terlebih, selama bulan Desember Kota Madiun menghadapi perayaan natal dan Tahun Baru 2024. Setiap tahunnya kedua momentum penting tersebut berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok.
Dengan upaya-upaya tersebut, sehingga, stok, dan harga kebutuhan pokok di pasaran bisa terjaga, serta tidak menyebabkan lonjakan inflasi. Bahkan, inflasi Desember 2023 lebih rendah dibandingkan pada 2022 yang mencapai 0,58 persen.
Sesuai data, terdapat sejumlah komoditas yang mendorong inflasi atau mengalami kenaikan harga pada Desember 2023. Di antaranya pisang, tarif kereta api, cabai merah, tomat, cabai rawit, beras, telur ayam ras, gula pasir, emas perhiasan, dan rokok kretek.
Sedangkan komoditas penekan inflasi, antara lain turunnya harga daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, obat dengan resep, telepon seluler, pepaya, wortel, semangka, salak, ikan gurame, dan daging sapi.
Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yang mencapai 0,71 persen dan Surabaya 0,31 persen.
Kemudian, Kota Madiun 0,23 persen, selanjutnya Malang, Probolinggo, dan Jember masing-masing 0,22 persen serta Banyuwangi 0,19 persen dan Kediri 0,17 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Inflasi Kota Madiun pada Desember 2023 berada di bawah inflasi gabungan Jawa Timur 0,29 persen dan nasional 0,41 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Abdul Azis dalam siaran pers secara virtual, di Madiun, Selasa.
Menurutnya, laju inflasi yang terkendali tersebut dipengaruhi oleh sejumlah upaya yang dilakukan oleh tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kota Madiun dengan sejumlah inovasinya.
Tercatat Pemerintah Kota Madiun bersama instansi terkait lainnya melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilisasi harga kebutuhan pokok, mulai program Warung Tekan Inflasi (Wartek) hingga subsidi harga di pasar, dan pasar murah.
Upaya tersebut penting dilakukan agar tidak terjadi lonjakan harga yang berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat. Terlebih, selama bulan Desember Kota Madiun menghadapi perayaan natal dan Tahun Baru 2024. Setiap tahunnya kedua momentum penting tersebut berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok.
Dengan upaya-upaya tersebut, sehingga, stok, dan harga kebutuhan pokok di pasaran bisa terjaga, serta tidak menyebabkan lonjakan inflasi. Bahkan, inflasi Desember 2023 lebih rendah dibandingkan pada 2022 yang mencapai 0,58 persen.
Sesuai data, terdapat sejumlah komoditas yang mendorong inflasi atau mengalami kenaikan harga pada Desember 2023. Di antaranya pisang, tarif kereta api, cabai merah, tomat, cabai rawit, beras, telur ayam ras, gula pasir, emas perhiasan, dan rokok kretek.
Sedangkan komoditas penekan inflasi, antara lain turunnya harga daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, obat dengan resep, telepon seluler, pepaya, wortel, semangka, salak, ikan gurame, dan daging sapi.
Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yang mencapai 0,71 persen dan Surabaya 0,31 persen.
Kemudian, Kota Madiun 0,23 persen, selanjutnya Malang, Probolinggo, dan Jember masing-masing 0,22 persen serta Banyuwangi 0,19 persen dan Kediri 0,17 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024