Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyampaikan bahwa luncuran awan panas Gunung Semeru di Provinsi Jawa Timur pada Senin pagi tidak sampai berdampak ke permukiman warga.
Gunung Semeru pada Senin pukul 05.12 WIB meletus dan meluncurkan awan panas sejauh tiga kilometer ke tenggara, ke arah Besuk Kobokan.
"Sejauh ini tidak ada laporan ada yang terdampak akibat erupsi dan luncuran awan panas, karena jauh dari permukiman," kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo.
Ia menyampaikan bahwa sukarelawan di lereng Gunung Semeru sudah disiagakan untuk memantau aktivitas gunung api setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu.
Baca juga: Gunung Semeru kembali erupsi dengan letusan setinggi 1 km
"Ada beberapa relawan yang berada di Desa Tangguh Bencana yang memang ditempatkan untuk memantau aktivitas Semeru secara langsung," katanya.
Ia menambahkan, sukarelawan juga ditugaskan untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan jika Gunung Semeru mengalami erupsi.
Wawan mengatakan bahwa sekarang tidak ada lagi warga yang tinggal di zona merah erupsi Gunung Semeru.
Menurut dia, warga yang sebelumnya tinggal di daerah itu sudah direlokasi ke Bumi Semeru Damai di Desa Sumbermujur.
"Kami juga mengimbau kepada para penambang pasir untuk selalu berhati-hati dan waspada apabila sewaktu-waktu hujan turun dan menyebabkan banjir lahar dingin Gunung Semeru," katanya.
Ia mengatakan bahwa status Gunung Semeru masih berada di Level III atau Siaga, karenanya warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sampai sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di samping itu, menurut dia, warga tidak boleh melakukan aktivitas di area berjarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh 17 km dari puncak karena berpotensi terdampak luncuran awan panas dan aliran lahar.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas di area dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Wawan mengimbau masyarakat mewaspadai dampak awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Gunung Semeru pada Senin pukul 05.12 WIB meletus dan meluncurkan awan panas sejauh tiga kilometer ke tenggara, ke arah Besuk Kobokan.
"Sejauh ini tidak ada laporan ada yang terdampak akibat erupsi dan luncuran awan panas, karena jauh dari permukiman," kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo.
Ia menyampaikan bahwa sukarelawan di lereng Gunung Semeru sudah disiagakan untuk memantau aktivitas gunung api setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu.
Baca juga: Gunung Semeru kembali erupsi dengan letusan setinggi 1 km
"Ada beberapa relawan yang berada di Desa Tangguh Bencana yang memang ditempatkan untuk memantau aktivitas Semeru secara langsung," katanya.
Ia menambahkan, sukarelawan juga ditugaskan untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan jika Gunung Semeru mengalami erupsi.
Wawan mengatakan bahwa sekarang tidak ada lagi warga yang tinggal di zona merah erupsi Gunung Semeru.
Menurut dia, warga yang sebelumnya tinggal di daerah itu sudah direlokasi ke Bumi Semeru Damai di Desa Sumbermujur.
"Kami juga mengimbau kepada para penambang pasir untuk selalu berhati-hati dan waspada apabila sewaktu-waktu hujan turun dan menyebabkan banjir lahar dingin Gunung Semeru," katanya.
Ia mengatakan bahwa status Gunung Semeru masih berada di Level III atau Siaga, karenanya warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sampai sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di samping itu, menurut dia, warga tidak boleh melakukan aktivitas di area berjarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh 17 km dari puncak karena berpotensi terdampak luncuran awan panas dan aliran lahar.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas di area dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Wawan mengimbau masyarakat mewaspadai dampak awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023