Pemerintah Kota Malang bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menyiapkan upaya antisipasi adanya lonjakan inflasi yang didorong datangnya libur akhir tahun dalam perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa mengatakan bahwa dalam High Level Meeting (HLM) bersama TPID Kota Malang, dilakukan pembahasan sejumlah upaya untuk menjaga stabilitas harga komoditas penting.

"Ada beberapa komoditas penting yang memang menjadi potensi untuk kenaikan inflasi," kata Wahyu.

Wahyu menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, sejumlah komoditas yang berpotensi mendorong terjadinya inflasi saat akhir tahun tersebut diantaranya adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah, beras dan gula pasir.

Menurut dia, sejumlah komoditas yang diwaspadai akan memberikan dampak terhadap inflasi tersebut, ditengarai akibat kurangnya stok dan kondisi iklim yang kurang baik, sehingga berdampak terhadap sisi produksi.

Baca juga: Pemkot Malang berkomitmen tingkatkan layanan digital

"Sudah disampaikan oleh BPS (komoditas yang diwaspadai) ada cabai rawit, cabai merah, bawang merah, beras, dan gula pasir,” jelasnya.

Ia menambahkan, melalui HLM ini akan disiapkan sejumlah langkah yang harus segera dilakukan sebagai salah satu bentuk intervensi agar bisa mengantisipasi dan menekan inflasi, khususnya pada saat akhir tahun.

Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang bersama TPID tersebut adalah dengan melaksanakan operasi pasar serta meninjau ketersediaan bahan pokok penting pada sejumlah distributor di wilayah itu.

"Nanti akan ada operasi pasar, baik pasar murah dan lainnya. Kemudian ke distributor dan beberapa lokasi lain yang menyebabkan ada kenaikan (harga)," katanya.

Berdasarkan data BPS Kota Malang, pada November 2023 tercatat inflasi di wilayah tersebut mencapai 0,40 persen yang didorong kenaikan harga cabai rawit mencapai 81,94 persen. Kenaikan harga cabai rawit tersebut, memberikan andil sebesar 0,17 persen terhadap inflasi.

Inflasi Kota Malang, selain disebabkan kenaikan harga cabai rawit itu juga diorong kenaikan harga emas perhiasan sebesar 3,75 persen dengan andil 0,03 persen, bawang merah naik 20,18 persen dengan andil 0,03 persen dan telur ayam ras naik 4,64 persen dengan andil 0,02 persen.

Selain itu, juga dipengaruhi kenaikan harga tiket angkutan udara sebesar 0,85 persen, gula pasir naik 4,76 persen, pisang naik 3,57 persen, tempe naik 1,84 persen, dengan masing-masing memberi andil 0,01 persen.

Tercatat, inflasi Year on Year (YoY) Kota Malang atau periode November 2022 dibanding November 2023, sebesar 2,94 persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur yang sebesar 3,24 persen, namun lebih tinggi dibanding tingkat nasional yang sebesar 2,86 persen.

Sementara inflasi kumulatif Kota Malang tercatat sebesar 2,34 persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur yang sebesar 2,63 persen, namun lebih tinggi dibanding nasional yang tercatat sebesar 2,19 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023