Tuban - Tanaman minyak kayu putih seluas 600 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Semanding, Tuban yang masuk kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban, sebagian kurang produktif, karena faktor tanah yang berbatu. "Terutama tanaman kayu putih di Desa Perunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, hampir semuanya kurang produktif, daunnya warnanya kuning," kata seorang petugas KPH Tuban, Sontok di lokasi panen daun minyak kayu putih, di kawasan hutan setempat, Kamis. Namun, katanya, tanaman minyak kayu putih di lokasi yang jauh dari tepi jalan, masih produktif, ketika dipanen daunnya rata-rata masih hijau."Penyebabnya tanah di kawasan sini, lebih banyak batunya," ucapnya. Ia menjelaskan, tanaman minyak kayu putih di kawasan hutan KPH Tuban itu, ditanam pada 1992-1994. Selama ini, panen daun minyak kayu putih bisa berlangsung cukup lama mulai Maret hingga Desember. Pada panen tahun ini, jelasnya, ditargetkan bisa menghasilkan 800 ton daun.Target tersebut, tidak jauh berbeda dengan target panen daun minyak kayu putih pada tahun-tahun sebelumnya. Panen daun minyak kayu putih tersebut, bisa berlangsung hampir setiap hari dengan mengerahkan 10 tenaga kerja dari warga di sekitar kawasan hutan yang ikut memanfaatkan tanah Perhutani untuk bercocok tanam. "Sekarang ini daun minyak kayu putih yang sudah terpanen sebanyak 742 ton," katanya mengungkapkan. Ia menjelaskan, daun hasil panenan tersebut, selanjutnya dikirim ke pabrik minyak kayu putih Kupang milik Perhutani di Mojokerto. "Selain ada yang dijual sendiri, ada juga produksi minyak kayu putih yang dihasilkan dibeli perusahaan penjual minyak kayu putih di Indonesia," katanya mengungkapkan. Dari hasil pemeriksaan, daun minyak kayu putih pada musim panen tahun ini, mencapai 0,7 liter. Menurut dia, kawasan hutan milik Perhutani baik di Bojonegoro, juga Parengan, Jatirogo, Tuban, sama sekali tidak ada tanaman minyak kayu putih. Di dua kawasan hutan di dua kabupaten itu, tanaman minyak kayu putih hanya ada di sejumlah desa di Kecamatan Semanding. "Tanah yang cocok hanya di kawasan hutan Semanding," ucapnya. Menjawab pertanyaan, Sontok mengaku, tidak tahu pasti kemungkinan, tanaman minyak kayu putih yang tidak produktif tersebut akan diremajakan atau tetap dibiarkan sebagaimana seperti sekarang ini. "Itu yang saya tidak tahu, diremajakan atau luasnya dikembangkan. Yang jelas, kalau lokasinya agak ke dalam perkembangannya cukup bagus," paparnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011