Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengaku tertarik dengan kerja sama penggunaan teknologi pertanian berbasis data satelit Uni Eropa guna efektivitas pengolahan, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Sejauh ini Indonesia masih tertinggal dalam penerapan teknologi pertanian sehingga kualitas dan produktivitas sering kalah dibanding negara-negara lain seperti Jepang, Belanda, Amerika Serikat dan Australia," ujarnya di Surabaya, Kamis.
Adanya teknologi penyemaian tanaman seperti melalui drone, kata dia, menjadi salah satu contoh perkembangan teknologi agrikultur yang menjadikan kerja lebih tepat sasaran dan efisien.
Untuk itu, Kadin Jatim menyambut baik tawaran kerja sama GreenArt Indonesia yang dalam pengolahan pertaniannya menggunakan software berbasis database diperoleh dari radar dari satelit Uni Eropa untuk kemudian diolah kecerdasan buatan (Desidera Artificial Intelligence).
Teknologi ini, lanjut Adik, diklaim sangat bermanfaat untuk komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan.
"Dengan teknologi ini, kita bisa mendeteksi ketersediaan air di suatu lahan setiap hari, daily update. Selain itu penggunaan pestisida dan pupuk juga bisa disesuaikan dengan kondisi lahan," ucapnya.
Hasil data yang didapatkan tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan Sertifikasi European Union Deforestation Regulation (EUDR).
Sertifikasi EUDR yang didapat dari GreenAnt dapat digunakan pengguna untuk memenuhi persyaratan sebagai eksportir apabila ingin menembus pasar di negara-negara anggota Uni Eropa.
Sertifikasi EUDR yang didapat dari GreenAnt dapat digunakan pengguna untuk memenuhi persyaratan sebagai eksportir apabila ingin menembus pasar di negara-negara anggota Uni Eropa.
"Sehingga petani mendapatkan dua kemanfaatan, pertama kemanfaatan dalam pengolahan dan produksi dan kemanfaatan, lalu kedua mendapatkan kemudahan dalam melakukan proses ekspor komoditas pertanian karena telah miliki sertifikat EUDR," ujar Adik.
Oleh karena itu, ia berharap pemerintah turun tangan, khususnya dinas pertanian dan perkebunan untuk membantu petani dal hal penggunaan teknologi pertanian.
"Ketika pemerintah memiliki teknologi ini maka dapat berikan layanan kepada petani, sehingga pemakaian pupuk dan pestisida petani bisa terdeteksi seusia kebutuhan," ujarnya.
Sementara itu, perwakilan dari GreenAnt Mr. Mario mentransformasi data satelit yang didapat menjadi informasi berguna bagi sektor agrikultur.
"GreenAnt mendapatkan data dari satelit Uni Eropa yang melakukan perputaran di seluruh permukaan bumi. GreenAnt bahkan bisa memberikan informasi prediksi hasil panen dan memberikan informasi mengenai kapan harus dilakukan pengairan, juga bagaimana supaya melewati masa kemarau dengan sistem dan teknologi yang ada," tutur Mario.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023