Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya merevitalisasi sejumlah bangunan bernilai sejarah atau heritage peninggalan Belanda di antaranya rumah pompa yang ada di luar Kota Pahlawan, Jawa Timur.

Direktur Utama PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono dalam keterangannya di Surabaya, Kamis, mengatakan PDAM Surya Sembada memiliki beberapa bangunan heritage lainnya yang ada di luar Kota Surabaya, dan semuanya masih beroperasi hingga saat ini.

"Kalau di luar kota itu, kami punya Pelintahan kemudian punya Toyo Ara, punya Rumah Pompa Gempol dan semuanya masih beroperasi hingga sekarang. Jadi infrastruktur PDAM Surya Sembada ini banyak yang berusia tua yang nantinya harus revitalisasi, kemudian modernisasi juga," ujarnya.

Sedangkan yang ada di Kota Surabaya, PDAM memiliki Rumah Pompa/Tandon Air Wonokitri di Jalan Jalan Pakis Tirtosari No. 84-A, Surabaya.

Bahkan PDAM menggelar pameran foto lawas dengan menyajikan potret aktivitas para petugas dalam memberikan pelayanan dalam ruang lingkup PDAM Surya Sembada.

Selain mengadakan pameran foto lawas, Tandon Air Wonokitri milik PDAM itu rencananya dibuka untuk umum guna menjadi salah satu objek wisata sejarah atau heritage di Kota Pahlawan. Sebab, Tandon Air Wonokitri telah beroperasi sejak zaman Belanda.

Baca juga: Rumah Pompa Tandon Wonokitri jadi destinasi wisata di Surabaya

Wisnu mengatakan Tandon Air Wonokitri merupakan salah satu bangunan peninggalan zaman Belanda milik PDAM Surya Sembada yang belum dibuka untuk umum.

Untuk itu, lanjut dia, PDAM tengah melakukan penelusuran dan pengkajian mendalam dengan menggandeng komunitas sejarah, yakni Begandring Soerabaia.

"Kami pertimbangkan sebagai destinasi wisata, spot foto baru, dan sebagainya. Dibangun antara tahun 1901 dan kami masih mencari sejarahnya. Maka kami kerja sama dengan teman-teman pecinta sejarah untuk mencari detilnya, siapa arsiteknya, siapa yang dulu pernah menjabat di sini, dan sebagainya," kata Arief.

Tandon Air Wonokitri merupakan tempat penyedia air bagi perumahan di wilayah Surabaya Barat yang dibangun sejak awal abad 20, serta masih aktif dan beroperasi hingga saat ini dengan kapasitas 2.000 meter kubik. "Ini sudah aktif, sejak dulu sampai sekarang masih difungsikan," ucapnya.

Arief menerangkan kegunaan Tandon Air Wonokitri dahulu adalah mengalirkan air secara gravitasi. Namun saat ini tidak cukup jika mengandalkan gravitasi saja, tetapi harus menggunakan rumah pompa.

"Kalau zaman dulu dari Gempol dikirim ke sini kemudian dialirkan secara gravitasi, tandon ini tinggi sehingga dulu dilarikan tanpa rumah pompa. Tapi kalau sekarang tidak cukup pakai gravitasi, harus pakai pompa. Maka kami punya rumah pompa juga sekarang yang kita pompa ke daerah mana Kembang Kuning kemudian ke Brawijaya," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, untuk memastikan Tandon Air Wonokitri dapat beroperasi secara maksimal, PDAM terus melakukan kontrol, pemantauan, dan pemeriksaan secara rutin. Di sisi lain, bangunan peninggalan Belanda ini memiliki nilai plus pada bagian arsitekturnya.

"Insya Allah dibuka tahun depan. Sedang kami pikirkan dan kaji serta perbaiki fasilitasnya. Sebab, ini adalah hasil kesuksesan pendiri PDAM, jadi patutlah menengok sejarah masa lalu untuk mengingat dan meneladani kerja keras mereka sehingga PDAM bisa berdiri hingga saat ini," ujarnya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023