Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Jawa Timur melatih para santri dari sejumlah pondok pesantren di wilayah itu tentang mitigasi bencana sebagai upaya untuk membantu mempermudah penanganan apabila terjadi bencana alam.
"Sejak Januari hingga November 2023 ini sudah ada sebanyak 500-an orang santri dari sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Sampang ini yang mendapatkan pelatihan mitigasi bencana," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Sampang Fajar Arif di Sampang, Kamis.
Ia menjelaskan pelatihan kaum santri tentang wawasan penanganan bencana penting karena ancaman bencana alam di Kabupaten Sampang hampir terjadi di semua wilayah.
Sejumlah lembaga pendidikan dan pondok pesantren, kata dia, sering terjadi bencana, berupa banjir, angin kencang, dan kebakaran.
"Jika santri memiliki wawasan tentang teknik penanganan bencana, maka akan sangat membantu petugas dalam menangani kejadian bencana," kata dia.
Materi yang disampaikan BPBD Pemkab Sampang pada pelatihan mitigasi bencana tentang wawasan kebencanaan, kerawanan, penanganan, manajemen kebencanaan, dan cara menjaga alam.
Wawasan kebencanaan, meliputi semua jenis bencana, baik bencana alam maupun kejadian, seperti kebakaran atau jenis musibah lainnya.
Pada bidang kerawanan, santri diajarkan mengenal dan mendeteksi potensi rawan bencana di daerah masing-masing, sehingga dengan bekal pengetahuan tersebut mereka bisa melakukan antisipasi dan menekan risiko jika terjadi bencana.
"Kalau pada teknik penanganan kami mengajari mereka tentang cara menangani dan memberikan bantuan pertolongan pertama pada korban bencana, mengantisipasi kejadian susulan jika terjadi bencana, seperti banjir ataupun bencana tanah longsor," kata Arif.
Untuk manajemen kebencanaan, BPBD Sampang mengajarkan para santri tentang penataan dan pengelolaan serta tata laksana mitigasi bencana, pola koordinasi dan pendekatan psikologis bagi korban bencana khususnya anak di bawah umur.
Fajar Arif optimistis apabila banyak santri paham tentang mitigasi bencana maka risiko bencana bisa ditekan.
"Keyakinan ini, karena para santri sudah memiliki bekal pengetahuan agama yang cukup dan mereka telah memahami bahwa sebagian dari kerusakan yang terjadi di muka bumi ini adalah karena ulah manusia," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, pelatihan tentang mitigasi bencana kepada para santri di sejumlah pondok pesantren tersebut merupakan investasi jangka panjang untuk kenaikan alam di Kabupaten Sampang, sekaligus sebagai upaya untuk mewujudkan kesadaran kolektif di kalangan masyarakat tentang upaya mencegah dan menekan risiko bencana.
Sasaran lainnya dalam pelatihan mitigasi bencana BPBD Pemkab Sampang, antara lain organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sampang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Sejak Januari hingga November 2023 ini sudah ada sebanyak 500-an orang santri dari sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Sampang ini yang mendapatkan pelatihan mitigasi bencana," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Sampang Fajar Arif di Sampang, Kamis.
Ia menjelaskan pelatihan kaum santri tentang wawasan penanganan bencana penting karena ancaman bencana alam di Kabupaten Sampang hampir terjadi di semua wilayah.
Sejumlah lembaga pendidikan dan pondok pesantren, kata dia, sering terjadi bencana, berupa banjir, angin kencang, dan kebakaran.
"Jika santri memiliki wawasan tentang teknik penanganan bencana, maka akan sangat membantu petugas dalam menangani kejadian bencana," kata dia.
Materi yang disampaikan BPBD Pemkab Sampang pada pelatihan mitigasi bencana tentang wawasan kebencanaan, kerawanan, penanganan, manajemen kebencanaan, dan cara menjaga alam.
Wawasan kebencanaan, meliputi semua jenis bencana, baik bencana alam maupun kejadian, seperti kebakaran atau jenis musibah lainnya.
Pada bidang kerawanan, santri diajarkan mengenal dan mendeteksi potensi rawan bencana di daerah masing-masing, sehingga dengan bekal pengetahuan tersebut mereka bisa melakukan antisipasi dan menekan risiko jika terjadi bencana.
"Kalau pada teknik penanganan kami mengajari mereka tentang cara menangani dan memberikan bantuan pertolongan pertama pada korban bencana, mengantisipasi kejadian susulan jika terjadi bencana, seperti banjir ataupun bencana tanah longsor," kata Arif.
Untuk manajemen kebencanaan, BPBD Sampang mengajarkan para santri tentang penataan dan pengelolaan serta tata laksana mitigasi bencana, pola koordinasi dan pendekatan psikologis bagi korban bencana khususnya anak di bawah umur.
Fajar Arif optimistis apabila banyak santri paham tentang mitigasi bencana maka risiko bencana bisa ditekan.
"Keyakinan ini, karena para santri sudah memiliki bekal pengetahuan agama yang cukup dan mereka telah memahami bahwa sebagian dari kerusakan yang terjadi di muka bumi ini adalah karena ulah manusia," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, pelatihan tentang mitigasi bencana kepada para santri di sejumlah pondok pesantren tersebut merupakan investasi jangka panjang untuk kenaikan alam di Kabupaten Sampang, sekaligus sebagai upaya untuk mewujudkan kesadaran kolektif di kalangan masyarakat tentang upaya mencegah dan menekan risiko bencana.
Sasaran lainnya dalam pelatihan mitigasi bencana BPBD Pemkab Sampang, antara lain organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sampang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023