Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan bersama PT. Persada Utama Globalindo selaku perusahaan bergerak di bidang Bathroom Fitting & Plumbing Hardware atau dikenal UNNU, berupaya mengatasi kiris air bersih di Suko, Lamongan, Jatim, dengan memberikan bantuan sambungan pipa untuk instalasi saluran air kepada warga.

Kepala BPBD Lamongan, Joko Raharto dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Kamis, mengatakan, sepanjang 2023, ada sekitar 56 ribu jiwa yang terdampak krisis air bersih atau, setara dengan 16 ribu kepala keluarga.

"Terima kasih atas kepedulian dari Trilliun Group salah satunya UNNU yang membantu sambungan pipa untuk instalasi saluran air ke warga dalam mengatasi kendala yang dihadapi masyarakat kami di sini," kata Joko.

Joko menyampaikan, Lamongan memiliki kontur wilayah bermacam-macam. Pada 2023, selain faktor El Nino, terutama di wilayah ketersediaan air bersih sangat terbatas.

"Antisipasi krisis air bersih pada 2023 sampai bulan ini mulai Juli lalu, kami dropping air bersih di 17 kecamatan dari 27 kecamatan. Tersebar di 88 desa yang ada di Lamongan, termasuk Desa Soko," ucap Joko.

Joko berharap, ke depan, pihaknya bisa berkolaborasi terus dengan UNNU dan Trilliun. Sebab, lanjut dia, masih banyak hal yang bisa menjadi program strategis dan sinergis.

Kepala Desa Soko Pujianto mengatakan, Desa Soko menjadi salah satu wilayah yang mengalami krisis air bersih. Sejak bulan lalu, BPBD Lamongan merinci kekeringan melanda di 71 dusun di 51 desa di 15 kecamatan.

Menurutnya, butuh upaya lebih untuk mendapatkan air bersih bagi warga Desa Soko, Kecamatan Tikung, Lamongan.

Pujianto mengatakan bahwa yang menjadi penyebabnya adalah kurangnya sarana instalasi air sehingga, air bersih tak sampai ke warga Desa Soko.

Untuk mendapatkan air bersih, lanjut dia, masyarakat desa harus berjalan sekitar 1 kilometer terlebih dulu. Karena mereka perlu menuju sumber mata air.

Dia menuturkan, kondisi di musim kemarau akan memperparah beban masyarakat Desa Soko. "Warga ambil air bersih di pusat mata air. Jadi, warga jalan dulu sekitar 1 kilometer ke titik tersebut," kata Pujianto.

Dalam sehari, kata dia, setiap warga membutuhkan lebih kurang 5 liter. Air itu untuk kebutuhan memasak hingga mandi.

"Ngambil air pakai ember ke mata air nya. perjalanan dulu dari rumah ya sekitar 1 kilometer itu, bahkan harus mengantre juga. Bahkan saat sumber mata air kering, banyak warga desa yang rela mengambil air bersih dari desa lain" ujarnya.

Project Leader CSR di Trilliun Group Maxwell, Prijadi mengatakan, PT. Persada Utama Globalindo  memberikan aksesoris sambungan pipa untuk instalasi saluran air ke warga. Dengan begitu, beban warga di Desa Soko di Kabupaten Lamongan yang minim akses air bersih itu pun teratasi.

"Sebelumnya, kami juga telah menyalurkan beberapa bantuan aksesoris instalasi air untuk masyarakat yang terdampak bencana kebakaran Bromo. Kala itu, kami mendapatkan informasi bahwa ada enam desa yang kesulitan air," katanya.
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023