Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengaku tak bisa memahami sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang masih ingin melanjutkan perang dengan kelompok Hamas Palestina, usai jeda kemanusiaan di Gaza berakhir.
Berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi di Gaza, Rabu (29/11), Retno mengatakan bahwa jeda kemanusiaan saja tidak cukup, karena masih terlalu sempit dan rapuh untuk memperbaiki situasi di Gaza secara berkelanjutan.
“Saya kutip pernyataan PM Netanyahu yang mengatakan bahwa operasi militer akan dilakukan kembali dengan kekuatan penuh pada saat truce selesai. Saya sampaikan, saya tidak dapat memahami pernyataan semacam ini,” kata Retno dalam video pernyataan persnya.
Menlu RI kemudian menyampaikan kekhawatiran mendalam atas situasi di Gaza saat ini, yang dibarengi dengan meningkatnya serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Baca juga: Menteri Retno: Pemerintah sulit kontak tiga WNI di Gaza
“Apabila jumlah tawanan yang dibebaskan Israel sama banyaknya atau kurang lebih sama banyaknya dengan penangkapan baru di Tepi Barat, pertanyaannya adalah apa gunanya?” ujar dia.
Oleh karena itu, Menlu Retno mendesak DK PBB untuk tidak membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan di Gaza.
“DK PBB harus bisa mencegah agar kekerasan tidak terulang kembali di Gaza,” kata dia, menegaskan.
Dalam hal ini, Indonesia mendorong DK PBB untuk memastikan pemberian bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Gaza, serta dapat termonitor dengan baik.
DK PBB juga diharapkan memastikan penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, betul-betul dilakukan serta membantu mewujudkan gencatan senjata yang permanen untuk mengakhiri semua kekejaman di Gaza.
Kehadiran Menlu Retno bersama para menlu Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam pertemuan DK PBB bertujuan untuk menunjukkan dukungan OKI terhadap Palestina, dan merupakan tindak lanjut mandat yang diberikan para pemimpin OKI usai KTT di Riyadh, Arab Saudi, 11 November lalu untuk menggunakan semua upaya guna mencari penyelesaian situasi di Gaza.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023