Madiun - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Madiun memperingati hari Sumpah Pemuda dengan melakukan aksi treatikal di alun-alun kota setempat, Jumat. Dalam aksi treatikal tersebut, para mahasiswa ini menyoroti sejumlah keadaan bangsa dewasa ini yang melenceng jauh dari cita-cita pemuda bangsa waktu itu yang berikrar untuk kemajuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Hal-hal yang disoroti antara lain, pendidikan yang masih mahal meski sudah ada berbagai program yang menyatakan bahwa sekolah gratis. Pada praktiknya masih tetap ada biaya yang harus dikeluarkan oleh para siswa dan orang tua. "Tidak ada dalam kenyataan sekolah gratis. Mereka hanya mengganti nama menjadi sumbangan, padahal besarnya sumbangan tersebut sudah ditentukan. Keadaan ini masih dipersulit dengan minimnya lapangan pekerja setelah para siswa dan mahasiswa lulus sekolah," ujar koordinator aksi, Danang Nugroho. Selain mahalnya pendidikan dan sulitnya mencari pekerjaan, KAMMI juga menyoroti kemerosotan akhlak dari para pemuda akibat situs porno. Massa menilai mudahnya akses ke situs porno dan hal-hal yang berbau mesum membuat banyak terjadi perkosaan dan hubungan seks di luar nikah. "Ini tidak sesuai dengan budaya bangsa. Pemerintah harus tuntas dalam memerangi situs-situs porno, karena hal itu merusak moral dan akhlak bangsa khususnya para pemuda. Sekarang ini adalah saat yang tepat bagi para pemuda untuk ikut memerangi hal tersebut," ucap Danang dalam orasinya. Setelah melakukan aksi treatikal dan orasi, massa KMMI Madiun membagikan selebaran kepada para pengguna jalan di sekitar kawasan Alun-Alun Kota Madiun. Selebaran tersebut bertuliskan ajakan KAMMI kepada para kaum muda di wilayah Kota Madiun dan sekitarnya untuk bangkit dalam memerangi pornografi dan menjadi penerus bangsa yang berbudi. Selain memerangi pornografi, massa juga mengajak kaum muda untuk kreatif, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran. Aksi ini juga meminta masyarakat lainnya, agar dengan semangat Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 83 tahun lalu tepatnya pada 28 Oktober 1928, ikut menentukan nasib Bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan seperti narkoba, korupsi, dan hal-hal negatif lainnya. Aksi treatikal ini mendapat pengamanan ketat dari aparat Kepolisian Resor (Polres) Madiun Kota. Aksi berlangsung damai dan setelah puas menyatakan sikapnya, puluhan mahasiswa ini meninggalkan lokasi Alun-Alun Kota Madiun dengan tertib.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011