Pengembang perumahan Ciputra Group memanfaatkan stimulus bebas pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk memaksimalkan penjualan rumah hunian baru di kawasan Surabaya barat melalui proyek CitraLand The Greenlake.

General Manager CitraLand the Greenlake Sianne Wahjoeni kepada awak media di Surabaya, Minggu, mengatakan bahwa program stimulus bebas pajak 11 persen atau hingga Rp220 juta dari pemerintah itu diberikan untuk pembelian rumah mulai periode November 2023 hingga Desember 2024.

"Stimulus PPN DTP ini bisa didapat 100 persen untuk rumah yang kami serah terimakan maksimal pada Juni 2024 karena setelah periode itu PPN DTP menjadi 50 persen untuk penyerahan maksimal Desember 2024," kata Sianne saat peluncuran rumah baru tipe Sally dan Stella.

Menurut Sianne, stimulus itu mendapat respons positif dari konsumen. Terbukti dari 15 unit rumah baru yang dihargai mulai Rp2 miliar, beberapa di antaranya sudah dipesan konsumen.

Selain itu, pihaknya juga memberikan beberapa fasilitas tambahan, mulai gratis biaya provisi, administrasi hingga subsidi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) 2 persen dan kanopi rumah.

"Target kami sampai akhir tahun ini sudah sold out (habis terjual)," ujarnya didampingi Head of Marketing & Sales CitraLand The Greenlake Ronald Aristotelin.

Rumah tipe baru yang dipasarkan kali ini mengusung konsep modern kontemporer dengan ukuran 10x17 meter (Sally) dan 10x15 meter (Stella) serta dilengkapi empat kamar tidur dalam bangunan dua lantai. Proyek ini bagian dari pengembangan hunian modern pada areal seluas 50 hektare di kawasan Surabaya barat.

Sianne menambahkan hingga kini sudah sekitar 65 persen dari total areal lahan yang dimanfaatkan, baik untuk perumahan, fasilitas umum dan komersial. Lebih kurang 650 kepala keluarga tinggal di kawasan tersebut.

"Proyek komersial yang sedang berjalan saat ini adalah pembangunan sekolah internasional BINUS, kafe dan supermarket,” tambahnya.

Mengenai pengaruh tahun politik hingga 2024, Sianne masih tetap optimistis situasi "panas" perpolitikan di Tanah Air tidak terlalu berpengaruh terhadap bisnis properti, terutama perumahan.

"Kebutuhan rumah hunian dari masyarakat masih sangat tinggi, baik untuk kelas menengah ke bawah maupun kelas menengah ke atas. Keduanya punya segmen masing-masing, jadi itu alasan kami terus mengembangkan proyek hunian baru," paparnya.

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023