Pengurus Pondok Pesantren Al Muslimun Plaosan, Kabupaten Magetan menggelar agenda dialog kebangsaan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan yang membahas tentang peran santri sebagai pahlawan bangsa, Jumat.

Dialog kebangsaan itu mengusung tema "Dengan Semangat Hari Pahlawan Mari Kita Tingkatkan Peran Pondok Pesantren dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan serta Meningkatkan Rasa Nasionalisme kebangsaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia".

"Ulama dan santri memiliki peran dalam mempertahankan kemerdekaan. Kalau dilihat sejarahnya, Hari Santri itu diperingati karena fatwa jihad pada 22 Oktober 1945, maka sangat wajar jika dikatakan bahwa Santri itu adalah Pahlawan," kata Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren di Magetan Gus Ridho melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Jumat.

Karena itu, kata dia santri punya peran melanjutkan perjuangan di era modern melalui pola pemikiran kreatif dan inovatif untuk membantu kemajuan bangsa, khususnya melalui wirausaha dan teknologi.

"Sekarang tidak bisa di pondok belajar melulu agama, harus dikolaborasikan dengan kurikulum wirausaha dan perkembangan teknologi agar santri bisa tetap jadi pahlawan," ujarnya.

Sementara, Keluarga Pahlawan Nasional R.M.T.A. Soerjo, Muries Subiyantoro menyebut kemerdekaan bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran ulama, santri, dan pondok pesantren.

"Dalam literasi yang saya ketahui, Gubernur Soerjo meminta fatwa ulama mengenai cinta tanah air dan membela kemerdekaan pada waktu itu. Sehingga, meletus lah perlawanan Arek-Arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November," katanya.

Dialog kebangsaan itu diikuti sekitar 250 santri dan santriwati, Pondok Pesantren Al Muslimun, Forkopimca Plaosan, dan kepala desa.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023