Wawasan kebangsaan adalah cara pandang kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara. Sudut pandang atau cara memandang itu yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati dirinya sebagai suatu bangsa juga dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsanya dalam lingkungan internal maupun eksternal. 

Hal itu disampaikan anggota komisi B DPRD kota Malang, Iwan Mahendra saat menjadi nara sumber dalam pendidikan wawasan kebangsaan, yang digelar oleh Bakesbangpol kota Malang di hotel Trio Indah, Selasa (7/11). 

Penerapan konsep wawasan kebangsaan ini, kata dia, dibagi menjadi dua. Yang pertama, dari aspek moral, yaitu adanya komitmen untuk menjaga eksistensi dan peningkatan kualitas bangsa. Yang kedua, dari aspek intelektual yaitu adanya pengetahuan yang memadai untuk menghadapi berbagai tantangan dan berbagai potensi yang dimiliki. 

Ditambahkan politisi PDI Perjuangan itu, nilai dasar wawasan kebangsaan ada 6, yaitu penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME, tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka dan bersatu, serta cinta tanah air dan bangsa. 

Berikutnya adalah Demokrasi atau kedaulatan rakyat, kesetiakawanan sosial, serta masyarakat yang adil dan makmur. "Nilai-nilai ini harus dipahami dengan baik oleh setiap warga negara, agar bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat," kata Iwan. 

Lebih lanjut dia menyampaikan, mengutamakan persatuan dan kesatuan serta rela berkorban untuk kepentingan bangsa menjadi hal penting dalam memaknai wawasan kebangsaan. Selain itu, penghargaan terhadap martabat bangsa, cinta tanah air dan bangsa, demokrasi dan kesetiakawanan sosial serta Bhineka Tunggal Ika, juga menjadi bagian dari makna wawasan kebangsaan. 

"Memakai wawasan kebangsaan ini, pada hakekatnya harus dilandasi oleh Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa. Pancasila perlu dipahami secara mendalam sebagai jatidiri bangsa dan jadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku, sehingga akan terbentuk karakter bangsa yang kuat, " tutur Iwan. (adv)

Pewarta: Syaiful Afandi

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023