Pimpinan DPRD Kota Surabaya mendorong penggunaan tulisan Aksara Jawa di Kota Pahlawan, Jawa Timur, diperluas tidak hanya pada instansi pemerintahan, melainkan juga di kawasan tempat usaha.

"Selama ini kan instruksi wali kota baru di sekitar balai kota dan kantor kelurahan, ditambah kantor OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk memperingati Hari Aksara," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, tulisan Aksara Jawa akan menjadi ramai ketika toko-toko di mal, bahkan pasar tradisional, kemudian deretan tempat usaha di pinggir jalan, juga memakai tulisan Aksara Jawa.

Menurutnya, perluasan terhadap pengenalan tulisan Aksara Jawa ini bisa menjadi objek untuk menambah pendapatan melalui Program Padat Karya.

"Padat Karya yang sedang ditumbuhkan oleh pemkot bisa memproduksi aksara Jawa ini," ujarnya.

Baca juga: Pemimpin DPRD Surabaya mengajak generasi muda merawat budaya Jawa

Kemudian, lanjut dia, orang tua yang selama ini mendapatkan bantuan makanan dari pemerintah kota (pemkot) bisa diberdayakan untuk mengajar Aksara Jawa di lingkungannya.

"Yang banyak tahu ini kan para orang tua. Jadi mereka ini bisa berdaya dan berkarya," ucapnya.

AH Thony membeberkan target tulisan Aksara Jawa yakni pertama dilihat, membaca, ditata, kemudian baru terasa.


 
default


Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya telah meminta kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya untuk menyiapkan penulisan Aksara Jawa pada setiap kantor OPD. Ia memastikan penulisan Aksara Jawa itu sudah harus terpasang sebelum 10 November 2023.

"Jadi nanti tulisan pemkot itu ada tulisannya (Aksara Jawa), misal di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) itu ada Aksara Jawa," kata Cak Eri panggilan akrabnya.

Cak Eri mengatakan pemasangan Aksara Jawa ini sudah dimulai dari lingkungan Balai Kota Surabaya dan selanjutnya dilakukan di setiap pintu-pintu masuk Pemkot Surabaya. "Ruang-ruang yang ada di Balai Kota juga diberi tulisan Aksara Jawa. Kita harus mengingat, jangan lupa sejarah," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023