Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak menyoroti perilaku masyarakat dan pelaku industri di sekitar wilayah aliran Sungai Brantas.
"Sungai Brantas menjadi bagian penting sebagai sumber kehidupan masyarakat sejak zaman Kerajaan Majapahit," katanya saat "Gala Dinner" bersama peserta "International Workshop Brantas River of Live" di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (19/10) malam.
Terdata Sungai Brantas membentang sepanjang 320 kilometer melewati berbagai kabupaten/ kota di wilayah Jatim, di antaranya Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Mojokerto, Surabaya, Malang hingga Batu.
Salah satunya Sungai Brantas berperan menyediakan air bagi kehidupan masyarakat di berbagai kabupaten/ kota yang dialirinya.
Wagub Emil menyebut ada beberapa isu yang perlu ditindaklanjuti dalam upaya menjaga kualitas air Sungai Brantas sebagai sumber kehidupan masyarakat.
Salah satunya adalah perilaku masyarakat yang cenderung membuang popok bekas ke sungai.
"Industri yang berada di sekitar sungai juga mempengaruhi kualitas air Sungai Brantas. Selain itu tata letak rumah-rumah warga yang cenderung membelakangi sungai,” ujarnya.
Maka Wagub Emil menekankan pentingnya edukasi terhadap kesadaran masyarakat dan pelaku industri.
Menurutnya, beberapa isu sosial bisa diselesaikan secara bertahap. Misalnya dengan mengajak masyarakat untuk mulai tidak membangun rumah yang memunggungi sungai dengan harapan dapat turut serta menjaga kebersihannya.
"Permasalahan lain, seperti perilaku masyarakat yang cenderung membuang popok bekas di sungai, secara bertahap dapat diatasi bersama-sama dengan edukasi dan pemasangan CCTV," katanya.
Di sisi lain, berdiri banyak industri di sepanjang Sungai Brantas yang tidak menangani limbahnya dengan baik.
"Sehingga bersama aparat penegak hukum kami terus memberikan edukasi kepada para pelaku usaha agar mengelola limbahnya dengan baik agar tidak mencemari sungai,” tuturnya.
Wagub Emil menandaskan beberapa kegiatan ekonomi masyarakat yang mengandalkan sungai juga berpotensi menimbulkan polusi air.
“Di wilayah Karangkates, yang terletak di perbatasan Malang-Blitar, terdapat aquakultur yang dikelola oleh masyarakat. Ini berdampak pada polusi air yang biasanya dihasilkan dari pakan ikan," katanya, mencontohkan.
Di sisi lain, lanjut Emil, isu sedimentasi membutuhkan kekuatan anggaran yang sangat besar.
"Memang dibutuhkan upaya dengan melibatkan banyak pihak dalam menjaga Sungai Brantas,” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Sungai Brantas menjadi bagian penting sebagai sumber kehidupan masyarakat sejak zaman Kerajaan Majapahit," katanya saat "Gala Dinner" bersama peserta "International Workshop Brantas River of Live" di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (19/10) malam.
Terdata Sungai Brantas membentang sepanjang 320 kilometer melewati berbagai kabupaten/ kota di wilayah Jatim, di antaranya Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Mojokerto, Surabaya, Malang hingga Batu.
Salah satunya Sungai Brantas berperan menyediakan air bagi kehidupan masyarakat di berbagai kabupaten/ kota yang dialirinya.
Wagub Emil menyebut ada beberapa isu yang perlu ditindaklanjuti dalam upaya menjaga kualitas air Sungai Brantas sebagai sumber kehidupan masyarakat.
Salah satunya adalah perilaku masyarakat yang cenderung membuang popok bekas ke sungai.
"Industri yang berada di sekitar sungai juga mempengaruhi kualitas air Sungai Brantas. Selain itu tata letak rumah-rumah warga yang cenderung membelakangi sungai,” ujarnya.
Maka Wagub Emil menekankan pentingnya edukasi terhadap kesadaran masyarakat dan pelaku industri.
Menurutnya, beberapa isu sosial bisa diselesaikan secara bertahap. Misalnya dengan mengajak masyarakat untuk mulai tidak membangun rumah yang memunggungi sungai dengan harapan dapat turut serta menjaga kebersihannya.
"Permasalahan lain, seperti perilaku masyarakat yang cenderung membuang popok bekas di sungai, secara bertahap dapat diatasi bersama-sama dengan edukasi dan pemasangan CCTV," katanya.
Di sisi lain, berdiri banyak industri di sepanjang Sungai Brantas yang tidak menangani limbahnya dengan baik.
"Sehingga bersama aparat penegak hukum kami terus memberikan edukasi kepada para pelaku usaha agar mengelola limbahnya dengan baik agar tidak mencemari sungai,” tuturnya.
Wagub Emil menandaskan beberapa kegiatan ekonomi masyarakat yang mengandalkan sungai juga berpotensi menimbulkan polusi air.
“Di wilayah Karangkates, yang terletak di perbatasan Malang-Blitar, terdapat aquakultur yang dikelola oleh masyarakat. Ini berdampak pada polusi air yang biasanya dihasilkan dari pakan ikan," katanya, mencontohkan.
Di sisi lain, lanjut Emil, isu sedimentasi membutuhkan kekuatan anggaran yang sangat besar.
"Memang dibutuhkan upaya dengan melibatkan banyak pihak dalam menjaga Sungai Brantas,” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023