Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur mengimbau kaum milenial di Kabupaten Jember mewaspadai tiga bahaya bagi generasi muda yakni bahaya intoleransi, radikalisme dan bahaya narkoba.
"Masa depan Indonesia berada di kalangan generasi muda, khususnya dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Ada tiga bahaya yang mengancam mereka," kata Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan FKPT Jatim Dr Bambang Sigit Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Rabu.
Menurutnya sikap intoleransi mempunyai kecenderungan ke arah radikalisme, dari sikap yang tergolong radikal akan mudah ke arah bertindak terorisme, sehingga FKPT menggelar kegiatan "Sosialisasi Bahaya Intoleransi, Radikalisme dan Narkoba bagi Generasi Muda" di Jember pada Selasa (17/10).
Kegiatan itu diikuti ratusan siswa-siswi SMA/SMA se-Jember dan sekitarnya, atas kerja sama FKPT dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur.
"Masa depan Indonesia berada di tangan pemuda, sehingga pemuda-pemudi harus ditempa dengan semangat agar terbebas dan mewaspadai bahaya intoleransi, radikalisme dan bahaya narkoba," ucap Bambang yang juga Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Baca juga: Ketua FKPT Jatim: Pentingnya tiga kesadaran "melek" bagi generasi muda
Sementara Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan mengatakan bahwa pemerintah melakukan langkah antisipasi secara terus menerus yang dilandasi dengan prinsip pelindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian.
"Kesiapsiagaan nasional merupakan suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan," tuturnya.
Di tengah-tengah kemudahan dengan teknologi informasi, lanjut dia, ada sisi positif dan negatif, sehingga adanya informasi bohong di media sosial harus disikapi dengan baik dengan kemampuan melek media.
Kabid Agama Ekonomi Sosial dan Budaya FKPT Jatim M Arifin mengatakan peredaran dan penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius untuk dicegah karena dapat menyebabkan rusaknya moral generasi bangsa.
"Mengenalkan beberapa jenis narkoba dan indikasi yang ditimbulkan kepada generasi muda sangat mendesak untuk diberikan karena FKPT merasa ikut bertanggung jawab untuk ikut serta mencegahnya," katanya.
Jaringan narkoba telah masuk ke semua elemen masyarakat mulai dari tingkat yang paling bawah hingga yang paling atas, mulai dari anak-anak hingga dewasa, sehingga harus diwaspadai kejahatan narkoba yang merupakan kejahatan sindikat terorganisir dengan jaringan yang luas dan bekerja sangat rapi.
"Bagi penyalahguna narkoba hanya ada dua pilihan, mati sia-sia atau masuk penjara. Sindikat narkoba merupakan lawan tanpa wajah, sehingga harus ekstra waspada," ujarnya.
"Hal itu bahaya bagi kehidupan kita. Padahal, jati diri bangsa Indonesia, watak toleransi dan saling menolong serta gotong royong,"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Masa depan Indonesia berada di kalangan generasi muda, khususnya dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Ada tiga bahaya yang mengancam mereka," kata Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan FKPT Jatim Dr Bambang Sigit Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Rabu.
Menurutnya sikap intoleransi mempunyai kecenderungan ke arah radikalisme, dari sikap yang tergolong radikal akan mudah ke arah bertindak terorisme, sehingga FKPT menggelar kegiatan "Sosialisasi Bahaya Intoleransi, Radikalisme dan Narkoba bagi Generasi Muda" di Jember pada Selasa (17/10).
Kegiatan itu diikuti ratusan siswa-siswi SMA/SMA se-Jember dan sekitarnya, atas kerja sama FKPT dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur.
"Masa depan Indonesia berada di tangan pemuda, sehingga pemuda-pemudi harus ditempa dengan semangat agar terbebas dan mewaspadai bahaya intoleransi, radikalisme dan bahaya narkoba," ucap Bambang yang juga Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Baca juga: Ketua FKPT Jatim: Pentingnya tiga kesadaran "melek" bagi generasi muda
Sementara Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan mengatakan bahwa pemerintah melakukan langkah antisipasi secara terus menerus yang dilandasi dengan prinsip pelindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian.
"Kesiapsiagaan nasional merupakan suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan," tuturnya.
Di tengah-tengah kemudahan dengan teknologi informasi, lanjut dia, ada sisi positif dan negatif, sehingga adanya informasi bohong di media sosial harus disikapi dengan baik dengan kemampuan melek media.
Kabid Agama Ekonomi Sosial dan Budaya FKPT Jatim M Arifin mengatakan peredaran dan penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius untuk dicegah karena dapat menyebabkan rusaknya moral generasi bangsa.
"Mengenalkan beberapa jenis narkoba dan indikasi yang ditimbulkan kepada generasi muda sangat mendesak untuk diberikan karena FKPT merasa ikut bertanggung jawab untuk ikut serta mencegahnya," katanya.
Jaringan narkoba telah masuk ke semua elemen masyarakat mulai dari tingkat yang paling bawah hingga yang paling atas, mulai dari anak-anak hingga dewasa, sehingga harus diwaspadai kejahatan narkoba yang merupakan kejahatan sindikat terorganisir dengan jaringan yang luas dan bekerja sangat rapi.
"Bagi penyalahguna narkoba hanya ada dua pilihan, mati sia-sia atau masuk penjara. Sindikat narkoba merupakan lawan tanpa wajah, sehingga harus ekstra waspada," ujarnya.
"Hal itu bahaya bagi kehidupan kita. Padahal, jati diri bangsa Indonesia, watak toleransi dan saling menolong serta gotong royong,"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023