Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur Hesti Armiwulan menegaskan pentingnya kesadaran tiga melek bagi generasi muda, yakni melek politik, melek kemasyarakatan dan sejarah, serta yang terpenting melek media.

"Semua itu merupakan kesadaran yang perlu ditanamkan bagi generasi muda dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Kami menitipkan kepada adik-adik generasi muda untuk tetap memperjuangkan kejayaan negeri ini," ujar Hesti dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Rabu.

Mantan aktivis Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu, mengingatkan pentingnya menumbuhkan kepedulian, kepekaan dan pencegahan di lingkungan sekitar dari pengaruh radikalisme dan ancaman terorisme.

Selain itu, lanjutnya, memberikan penguatan wawasan kebangsaan dan pemikiran keagamaan yang inklusif.

"Melakukan pengawasan dan pendampingan dalam penggunaan internet. Mencermati materi ajar/perkuliahan dan melaporkan apabila ada materi yang tidak sesuai dengan semangat ke-Indonesia-an Monitoring /waspada penyebaran aplikasi radikalisme di dunia maya," tutur perempuan yang juga Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) Surabaya itu.

Hal itu, menurut dia, sebagai bagian upaya untuk melakukan deteksi dini dengan memberdayakan seluruh komponen masyarakat, untuk mencegah penyebaran paham radikal melalui kegiatan/pengajian yang eksklusif.

Tak hanya itu, dalam upaya pencegahan Tindak Pidana Terorisme, dirinya mengingatkan agar pemerintah melakukan langkah antisipasi secara terus menerus yang dilandasi dengan prinsip pelindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian.

"Kesiapsiagaan nasional merupakan suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan," ujarnya.

Hesti menjelaskan, kesiapsiagaan nasional yang dimaksud adalah dengan berbagai ikhtiar yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.

"Selain itu, peningkatan kemampuan aparatur, pelindungan dan peningkatan sarana prasarana, pengembangan kajian terorisme, serta pemetaan wilayah rawan paham radikal terorisme," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur Eddy Supriyanto menjelaskan bahwa salah satu bahaya dari generasi muda dimulai dengan tidak memiliki tenggang rasa atau intoleransi.

"Atau kebalikan dari kata toleransi yakni menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian atau pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya bersama FKPT Jatim dan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Bojonegoro bersama dan menggelar kegiatan "Sosialisasi Bahaya Intoleransi, Radikalisme dan Narkoba bagi Generasi Muda".

Dalam kenyataan di masyarakat, kata dia, intoleransi tampak dari adanya kecenderungan sikap sekelompok orang, dengan karakter tidak menghargai pendapat dan keyakinan orang lain, membatasi interaksi dengan individu lain dan menutup diri dari kehidupan sosial.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bakorwil Bojonegoro Agung Subagyo mengingatkan dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, tidak bisa dibiarkan berjalan seadanya, melainkan perlu untuk dipersiapkan sebaik-baiknya.

"Generasi muda perlu dipersiapkan menjadi kader-kader pemimpin bangsa guna memegang estafet kepemimpinan di negara kita di masa depan," ucapnya saat kegiatan "

Selain itu, dirinya juga mengatakan di tengah-tengah kemudahan dengan adanya teknologi informasi, ada dua sisi positif dan negatif yang harus disikapi.

"Adanya informasi bohong di media sosial harus disikapi dengan baik dengan kemampuan melek media," ucapnya

Tak hanya itu, kurangnya pemahaman dalam melihat perbedaan antarsesama manusia, ditopang banyaknya penyebaran isu-isu kebencian di media sosial, menjadi penyebab kentalnya sikap intoleransi di masyarakat.

"Hal itu juga diperparah dengan rendahnya pengetahuan keberagaman, serta mengedepankan norma agama tanpa melibatkan norma sosial," ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, dihadiri Kepala Bakorwil Bojonegoro, Dr. Agung Subagyo, S.STP., M.Si, Ketua FKPT Jatim Prof. Dr. Hj. Hesti Armiwulan S, SH, MHum, CCD, CMC, Kepala Bakesbangpol Provinsi Eddy Supriyanto, S.STP, M.PSDM, Kepala Bakesbangpol Kab Bojonegoro Mamudi SSos MM, dengan nara sumber Dr. Freddy Poernomo SH MH (anggota Komisi A DPRD Jatim).

Selain itu, narasumber dari pakar masalah narkoba M. Arifin MAg (Kabid Agama, Sosial Budaya FKPT Jatim), Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati, MAg (Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya), dengan moderator Agus Imantoro, SE, SSos, MM. (Sekretaris FKPT Jatim).

Hadir juga, Dra Hj Faridatul Hanum, MKomI (Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jatim), Kabid Pengkajian & Penelitian: AKBP (Purn.) Bambang Agus Sangsono, SH, MM, dan Riadi Ngasiran (Kabid Media Hukum dan Humas FKPT Jatim).

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023