Dari segi generasi, lebih banyak Milenial yang membeli pakaian olahraga (sportswear) dibandingkan Gen Z dengan persentase masing-masing 43 persen dan 36 persen, demikian menurut temuan survei yang dilakukan Jakpat tahun ini.
Untuk sampai pada temuan ini, peneliti seperti disiarkan keterangan tertulis, Senin, melibatkan sebanyak 702 responden untuk menunjukkan apa saja tipe pakaian yang dibeli hingga pertengahan tahun 2023 serta pertimbangan dalam membeli pakaian. Hasil survei juga menyatakan sebanyak 88 persen responden yang terdiri dari Gen Y (Milenial) dan Gen Z ini telah membeli produk fesyen dan 79 persen berniat membelinya di tahun ini.
Kemudian, sembilan dari 10 orang pembeli barang mode mengaku memiliki pakaian kasual (seperti kaos, kemeja, rok, dan celana) sebagai item baru mereka.
Produk lain yang dibeli Milenial dan Gen Z adalah footwear (alas kaki) dan aksesoris fesyen dengan persentase masing-masing 75 persen dan 57 persen.
“Berbicara tentang rencana pembelian produk fesyen, terlihat bahwa lebih banyak Gen Z yang berminat terhadap produk fesyen retro/vintage/preloved goods dibandingkan Gen Y," kata Kepala Peneliti Jakpat Aska Primardi.
Menurut dia, hal itu selaras dengan tingginya kesadaran isu lingkungan pada Gen Z sehingga mereka mulai mempertimbangkan budaya slow fashion (fesyen lambat) dengan harapan dapat mengurangi limbah industri fesyen.
Survei juga menyatakan, dari mereka yang telah membeli produk fesyen, terlihat bahwa pria cenderung membeli pakaian formal dengan persentase 59 persen. Sementara, lebih banyak wanita yang membeli barang bawaan seperti tas atau koper (46 persen) dibandingkan pakaian formal (33 persen).
Baca juga: Fesyen Palestina tetap hidup di tengah konflik
Di sisi lain, pakaian formal lebih menarik minat Gen Z (55 persen) dibandingkan Milenial (49 persen).
Aska menuturkan mayoritas Gen Z membeli produk fesyen dengan pertimbangan agar penampilan mereka selalu selaras dengan tren terkini. Di sisi lain, sambung dia, mayoritas Gen Y membeli pakaian dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pakaian bagi dirinya dan keluarga, salah satunya kebutuhan berolahraga sehingga pengaruh tren tidak terlalu besar.
Survei juga menelusuri sumber informasi dalam mencari informasi seputar fesyen dan media sosial merupakan yang utama.
Separuh dari pembeli pakaian kasual mengandalkan akun Instagram resmi jenama untuk mencari tahu tentang sandang yang akan mereka beli. Mereka juga memperhitungkan rekomendasi dari teman.
Lalu, para pembeli sportswear mencari informasi melalui media sosial resmi jenama seperti Instagram (48 persen) dan YouTube (46 persen).
Hasil survei memperlihatkan akun Instagram resmi label dan rekomendasi dari teman adalah dua sumber informasi yang hampir setengah pembeli pakaian formal andalkan. Sebanyak lebih dari 40 persen pembeli alas kaki mendapatkan informasi terkait produk fesyen satu ini dari Instagram, baik akun resmi jenama maupun akun lainnya.
Sementara itu, sumber informasi terbanyak bagi pembeli aksesoris fesyen adalah rekomendasi dari teman dengan persentase 42 persen.
Produk fesyen selalu menjadi yang teratas dalam pembelian daring. Laporan Jakpat semester 1 tahun 2022 menunjukkan bahwa pembelian barang-barang fesyen sebanyak 33 persen.
Meskipun menurun di awal tengah tahun ini , yaitu 26 persen, pembelian produk mode masih nomor 1.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Untuk sampai pada temuan ini, peneliti seperti disiarkan keterangan tertulis, Senin, melibatkan sebanyak 702 responden untuk menunjukkan apa saja tipe pakaian yang dibeli hingga pertengahan tahun 2023 serta pertimbangan dalam membeli pakaian. Hasil survei juga menyatakan sebanyak 88 persen responden yang terdiri dari Gen Y (Milenial) dan Gen Z ini telah membeli produk fesyen dan 79 persen berniat membelinya di tahun ini.
Kemudian, sembilan dari 10 orang pembeli barang mode mengaku memiliki pakaian kasual (seperti kaos, kemeja, rok, dan celana) sebagai item baru mereka.
Produk lain yang dibeli Milenial dan Gen Z adalah footwear (alas kaki) dan aksesoris fesyen dengan persentase masing-masing 75 persen dan 57 persen.
“Berbicara tentang rencana pembelian produk fesyen, terlihat bahwa lebih banyak Gen Z yang berminat terhadap produk fesyen retro/vintage/preloved goods dibandingkan Gen Y," kata Kepala Peneliti Jakpat Aska Primardi.
Menurut dia, hal itu selaras dengan tingginya kesadaran isu lingkungan pada Gen Z sehingga mereka mulai mempertimbangkan budaya slow fashion (fesyen lambat) dengan harapan dapat mengurangi limbah industri fesyen.
Survei juga menyatakan, dari mereka yang telah membeli produk fesyen, terlihat bahwa pria cenderung membeli pakaian formal dengan persentase 59 persen. Sementara, lebih banyak wanita yang membeli barang bawaan seperti tas atau koper (46 persen) dibandingkan pakaian formal (33 persen).
Baca juga: Fesyen Palestina tetap hidup di tengah konflik
Di sisi lain, pakaian formal lebih menarik minat Gen Z (55 persen) dibandingkan Milenial (49 persen).
Aska menuturkan mayoritas Gen Z membeli produk fesyen dengan pertimbangan agar penampilan mereka selalu selaras dengan tren terkini. Di sisi lain, sambung dia, mayoritas Gen Y membeli pakaian dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pakaian bagi dirinya dan keluarga, salah satunya kebutuhan berolahraga sehingga pengaruh tren tidak terlalu besar.
Survei juga menelusuri sumber informasi dalam mencari informasi seputar fesyen dan media sosial merupakan yang utama.
Separuh dari pembeli pakaian kasual mengandalkan akun Instagram resmi jenama untuk mencari tahu tentang sandang yang akan mereka beli. Mereka juga memperhitungkan rekomendasi dari teman.
Lalu, para pembeli sportswear mencari informasi melalui media sosial resmi jenama seperti Instagram (48 persen) dan YouTube (46 persen).
Hasil survei memperlihatkan akun Instagram resmi label dan rekomendasi dari teman adalah dua sumber informasi yang hampir setengah pembeli pakaian formal andalkan. Sebanyak lebih dari 40 persen pembeli alas kaki mendapatkan informasi terkait produk fesyen satu ini dari Instagram, baik akun resmi jenama maupun akun lainnya.
Sementara itu, sumber informasi terbanyak bagi pembeli aksesoris fesyen adalah rekomendasi dari teman dengan persentase 42 persen.
Produk fesyen selalu menjadi yang teratas dalam pembelian daring. Laporan Jakpat semester 1 tahun 2022 menunjukkan bahwa pembelian barang-barang fesyen sebanyak 33 persen.
Meskipun menurun di awal tengah tahun ini , yaitu 26 persen, pembelian produk mode masih nomor 1.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023