Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kota Madiun mengimbau warga setempat mewaspadai potensi kebakaran yang meningkat seiring semakin tingginya suhu di lingkungan sekitar saat memasuki puncak musim kemarau.
Kepala Satpol PP Kota Madiun Sunardi Nurcahyono mengatakan puncak musim kemarau menjadikan suasana lingkungan sangat kering dan panas sehingga mudah memicu terjadinya kebakaran, terlebih jika ada titik atau percikan api.
"Musim kemarau menjadikan lingkungan panas dan rawan kebakaran. Bahkan, tren tahun ini meningkat kasus kebakaran dibanding tahun kemarin, naiknya 100 persen," ujarnya di Madiun, Ahad.
Berdasarkan data Satpol PP dan Damkar setempat, sejak Januari hingga 13 Oktober, tercatat ada 91 kejadian kebakaran di Kota Madiun.
Adapun rinciannya, 67 kebakaran lahan dan kebun, 19 kebakaran bangunan maupun rumah, dua kebakaran kendaraan roda empat, serta tiga kejadian kebakaran akibat instalasi listrik.
"Selama Januari hingga Desember tahun lalu, jumlah kebakaran di Kota Madiun hanya 46 kasus, yaitu 18 kebakaran lahan, serta masing-masing delapan kejadian kebakaran bangunan dan instalasi listrik," katanya.
Adapun penyebab kebakaran di antaranya karena kelalaian manusia. Selain itu suhu panas ekstrem akibat fenomena El Nino juga berdampak pada tingginya kasus kebakaran di wilayah setempat.
"Jadi penyebabnya didominasi karena kelalaian dari masyarakat, selain itu juga faktor alam," ujarnya.
Karena itu ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Ketika selesai membakar sampah, api harus benar-benar dipastikan sudah padam.
Sosialisasi kepada masyarakat juga gencar dilakukan dengan harapan peristiwa kebakaran dapat diminimalisasi. Adapun saat ini Satpol PP dan Damkar Kota Madiun memiliki delapan unit damkar, yang selalu siaga ketika sewaktu-waktu terjadi bencana kebakaran.
Pihaknya juga melakukan pelatihan penanggulangan dan penanganan bencana kebakaran. Diharapkan dengan memiliki sikap waspada, warga lebih sigap dan cermat dalam mencegah dan menangani bencana kebakaran.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Satpol PP Kota Madiun Sunardi Nurcahyono mengatakan puncak musim kemarau menjadikan suasana lingkungan sangat kering dan panas sehingga mudah memicu terjadinya kebakaran, terlebih jika ada titik atau percikan api.
"Musim kemarau menjadikan lingkungan panas dan rawan kebakaran. Bahkan, tren tahun ini meningkat kasus kebakaran dibanding tahun kemarin, naiknya 100 persen," ujarnya di Madiun, Ahad.
Berdasarkan data Satpol PP dan Damkar setempat, sejak Januari hingga 13 Oktober, tercatat ada 91 kejadian kebakaran di Kota Madiun.
Adapun rinciannya, 67 kebakaran lahan dan kebun, 19 kebakaran bangunan maupun rumah, dua kebakaran kendaraan roda empat, serta tiga kejadian kebakaran akibat instalasi listrik.
"Selama Januari hingga Desember tahun lalu, jumlah kebakaran di Kota Madiun hanya 46 kasus, yaitu 18 kebakaran lahan, serta masing-masing delapan kejadian kebakaran bangunan dan instalasi listrik," katanya.
Adapun penyebab kebakaran di antaranya karena kelalaian manusia. Selain itu suhu panas ekstrem akibat fenomena El Nino juga berdampak pada tingginya kasus kebakaran di wilayah setempat.
"Jadi penyebabnya didominasi karena kelalaian dari masyarakat, selain itu juga faktor alam," ujarnya.
Karena itu ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Ketika selesai membakar sampah, api harus benar-benar dipastikan sudah padam.
Sosialisasi kepada masyarakat juga gencar dilakukan dengan harapan peristiwa kebakaran dapat diminimalisasi. Adapun saat ini Satpol PP dan Damkar Kota Madiun memiliki delapan unit damkar, yang selalu siaga ketika sewaktu-waktu terjadi bencana kebakaran.
Pihaknya juga melakukan pelatihan penanggulangan dan penanganan bencana kebakaran. Diharapkan dengan memiliki sikap waspada, warga lebih sigap dan cermat dalam mencegah dan menangani bencana kebakaran.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023