Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan rumah relokasi, Kampung Indah Purworejo (KIP) yang merupakan kompleks hunian bagi masyarakat terdampak tanah bergerak di Desa Purworejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar.
"Alhamdulillah, kami sudah meresmikan 50 rumah, semua sarana dan prasarana sudah siap. Dari bencana tersebut total ada 118 keluarga yang terdampak. Untuk yang 68 unit rumah insyaallah akan segera kita bangun. Begitu Ibu Bupati menyebutkan lahan sudah siap maka Pemprov Jatim siap untuk membangun," katanya di Blitar, Rabu.
Ia menjelaskan kawasan KIP dibangun di atas lahan 1,75 hektare. Lahan untuk relokasi dipastikan sudah melalui asesmen dan dinyatakan aman dari potensi tanah bergerak.
"Panjenengan (anda) yang sekarang ini akan menghuni di tempat baru mungkin tidak seluas seperti rumah yang lama. Tapi insyaallah di tempat baru ini akan lebih aman, lebih nyaman, dan lebih tenang untuk ditinggali," kata dia.
Baca juga: Hari Jadi Ke-78 Jatim, Gubernur Khofifah berziarah ke makam Bung Karno
Mantan Menteri Sosial itu berharap, para penghuni segera beradaptasi dan membangun lingkungan yang guyub dan produktif sehingga roda perekonomian bisa berputar kembali dengan cepat.
"Saya berharap bisa dibangun kembali pola-pola kebudayaan. Selain itu, agar ruang ekonominya tumbuh pesat. Saya minta Bu Bupati mencarikan format bagaimana sektor ekonomi terjaga dan anak-anak bisa terus melanjutkan sekolah," katanya.
Pembangunan hunian 50 unit beserta sarana prasarana ini sudah terealisasi 100 persen. Dalam pembangunan, menggunakan anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT) Pemerintah Provinsi Jawa Timur Rp50 juta per unit.
Setiap hunian dibangun dengan luas 6x6 meter yang meliputi rumah induk dan kamar mandi/MCK. Untuk sarana dan prasarana, Pemerintah Kabupaten Blitar melakukan pola berbagi BTT dari APBD setempat, antara lain untuk penyediaan instalasi listrik dan penerangan, penyediaan jaringan air bersih melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Desa Purworejo, dan penyediaan jalan, juga saluran di permukiman.
Kampung ini merupakan bantuan relokasi bagi warga terdampak tanah bergerak di Kabupaten Blitar pada Oktober 2022. Sebanyak lima kecamatan terdampak bencana tersebut, yaitu Binangun, Panggungrejo, Kademangan, Wates, dan Sutojayan.
Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran Rp2,5 miliar untuk membangun 50 rumah atau hunian bagi masyarakat terdampak.
Peresmian tersebut dilakukan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan menandatangani prasasti didampingi Bupati Blitar Rini Syarifah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, dan Kalaksa BPBD Provinsi Jatim Gatot Soebroto.
Pada kesempatan itu, ia juga meninjau hunian dan memberikan bantuan bahan kebutuhan pokok masyarakat serta kipas angin kepada para penerima rumah relokasi.
Ia juga meninjau stan UMKM Bumdes-Bumdesma Kecamatan Wates.
Bupati Blitar Rini Syarifah mengungkapkan apresiasi atas bantuan Pemprov Jatim.
"Ini kami beri nama Kampung Indah Purworejo atau KIP. Ini bukti cinta kami kepada Bu Gubernur. Mudah-mudahan ini membawa manfaat bagi yang menempati. Harapannya bencana tanah gerak dan bencana-bencana lainnya tidak ada lagi di Kabupaten Blitar dan Jawa Timur," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Alhamdulillah, kami sudah meresmikan 50 rumah, semua sarana dan prasarana sudah siap. Dari bencana tersebut total ada 118 keluarga yang terdampak. Untuk yang 68 unit rumah insyaallah akan segera kita bangun. Begitu Ibu Bupati menyebutkan lahan sudah siap maka Pemprov Jatim siap untuk membangun," katanya di Blitar, Rabu.
Ia menjelaskan kawasan KIP dibangun di atas lahan 1,75 hektare. Lahan untuk relokasi dipastikan sudah melalui asesmen dan dinyatakan aman dari potensi tanah bergerak.
"Panjenengan (anda) yang sekarang ini akan menghuni di tempat baru mungkin tidak seluas seperti rumah yang lama. Tapi insyaallah di tempat baru ini akan lebih aman, lebih nyaman, dan lebih tenang untuk ditinggali," kata dia.
Baca juga: Hari Jadi Ke-78 Jatim, Gubernur Khofifah berziarah ke makam Bung Karno
Mantan Menteri Sosial itu berharap, para penghuni segera beradaptasi dan membangun lingkungan yang guyub dan produktif sehingga roda perekonomian bisa berputar kembali dengan cepat.
"Saya berharap bisa dibangun kembali pola-pola kebudayaan. Selain itu, agar ruang ekonominya tumbuh pesat. Saya minta Bu Bupati mencarikan format bagaimana sektor ekonomi terjaga dan anak-anak bisa terus melanjutkan sekolah," katanya.
Pembangunan hunian 50 unit beserta sarana prasarana ini sudah terealisasi 100 persen. Dalam pembangunan, menggunakan anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT) Pemerintah Provinsi Jawa Timur Rp50 juta per unit.
Setiap hunian dibangun dengan luas 6x6 meter yang meliputi rumah induk dan kamar mandi/MCK. Untuk sarana dan prasarana, Pemerintah Kabupaten Blitar melakukan pola berbagi BTT dari APBD setempat, antara lain untuk penyediaan instalasi listrik dan penerangan, penyediaan jaringan air bersih melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Desa Purworejo, dan penyediaan jalan, juga saluran di permukiman.
Kampung ini merupakan bantuan relokasi bagi warga terdampak tanah bergerak di Kabupaten Blitar pada Oktober 2022. Sebanyak lima kecamatan terdampak bencana tersebut, yaitu Binangun, Panggungrejo, Kademangan, Wates, dan Sutojayan.
Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran Rp2,5 miliar untuk membangun 50 rumah atau hunian bagi masyarakat terdampak.
Peresmian tersebut dilakukan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan menandatangani prasasti didampingi Bupati Blitar Rini Syarifah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, dan Kalaksa BPBD Provinsi Jatim Gatot Soebroto.
Pada kesempatan itu, ia juga meninjau hunian dan memberikan bantuan bahan kebutuhan pokok masyarakat serta kipas angin kepada para penerima rumah relokasi.
Ia juga meninjau stan UMKM Bumdes-Bumdesma Kecamatan Wates.
Bupati Blitar Rini Syarifah mengungkapkan apresiasi atas bantuan Pemprov Jatim.
"Ini kami beri nama Kampung Indah Purworejo atau KIP. Ini bukti cinta kami kepada Bu Gubernur. Mudah-mudahan ini membawa manfaat bagi yang menempati. Harapannya bencana tanah gerak dan bencana-bencana lainnya tidak ada lagi di Kabupaten Blitar dan Jawa Timur," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023