Salah satu perusahaan jasa layanan telekomunikasi di Indonesia memperluas jaringan bisnisnya dengan mendukung perguruan tinggi (PT) melalui program delapan Indikator Kinerja Utama (IKU).
VP Head of East Regional B2B Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Sigit Pramudyantoro dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan hal tersebut merupakan bentuk transformasi tantangan untuk edukasi yang ada di Indonesia, terutama di wilayah kerjanya yakni Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
"Di Jawa Timur sendiri, kami sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, tidak banyak, tetapi perguruan tinggi yang besar, contohnya di Surabaya ada ITS, Unair, UPN dan Unusa, jika di Malang ada UB, Polinema, UM serta UMM," ucapnya.
Delapan program IKU tersebut, lanjutnya, manfaatnya ialah dapat mendukung kualitas lulusan, kurikulum dan tidak lupa peningkatan dari dosen atau pengajar.
"Kami di Indosat Business punya peran di semuanya, IKU pertama, lulusan dapat pekerjaan yang layak. Mereka akan dibekali dengan soft skill dan hard skill. IKU Kedua, mahasiswa mendapat pengalaman kerja di luar kampus seperti magang, project desa, mengajar dan lain-lain," ujarnya.
Selanjutnya, IKU ketiga, yakni mendukung dosen atau pengajar berkegiatan di luar ilmu mencari pengalaman di industri.
"IKU keempat, dari pihak kami yang tergolong praktisi akan mengajar di salah satu kampus yang telah bekerja sama dengan kami, jadi akan mendapat wawasan baru dengan hadirnya seorang praktisi," katanya.
Kemudian, kata dia, IKU kelima ialah apa yang menjadi hasil kerja seorang dosen dapat digunakan masyarakat umum agar kebermanfataannya dapat dirasakan.
"Jika di IKU keenam, kami akan menawarkan program studi yang bekerja sama dengan mitra kelas dunia, seperti Google melalui daring maupun luring," tuturnya.
Setelah itu, IKU ketujuh, kata Sigit, menciptakan kelas yang kolaboratif dan partisipatif dengan sejumlah perusahaan digital ataupun membuat jaringan 5G.
"IKU kedelapan, program studi yang ditawarkan saat ini sudah berstandar internasional dan kerja sama yang dilakukan rata-rata tiga tahun. Pertama melakukan MoU, lalu melakukan perjanjian kerja sama atau action-nya," ujar Sigit.
Ia menjelaskan dari hal tersebut di segmen pendidikan telah berkontribusi sebesar 30 persen terhadap revenue Indosat Business di wilayah East yang mencakup Jateng, Jatim, Bali, Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
"Untuk kontribusi tahun ini, kami memprediksi tidak banyak bergeser seperti tahun lalu, yakni tetap di 30- 40 persen untuk revenue di wilayah East," ucapnya.
Sementara itu, layanan yang disediakan bagi lembaga pendidikan yang ingin bekerja sama di antaranya Connectivity antarlembaga, security internet, Access Point, Server hingga aplikasi.
"Perguruan tinggi yang sudah memakai aplikasi dari kami itu Unusa, mereka memakai aplikasi dari kami dengan nama e-Sorogan, yaitu aplikasi untuk hafalan seperti yang ada di pesantren, tapi ini kami jadikan digital," ujar Sigit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
VP Head of East Regional B2B Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Sigit Pramudyantoro dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan hal tersebut merupakan bentuk transformasi tantangan untuk edukasi yang ada di Indonesia, terutama di wilayah kerjanya yakni Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
"Di Jawa Timur sendiri, kami sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, tidak banyak, tetapi perguruan tinggi yang besar, contohnya di Surabaya ada ITS, Unair, UPN dan Unusa, jika di Malang ada UB, Polinema, UM serta UMM," ucapnya.
Delapan program IKU tersebut, lanjutnya, manfaatnya ialah dapat mendukung kualitas lulusan, kurikulum dan tidak lupa peningkatan dari dosen atau pengajar.
"Kami di Indosat Business punya peran di semuanya, IKU pertama, lulusan dapat pekerjaan yang layak. Mereka akan dibekali dengan soft skill dan hard skill. IKU Kedua, mahasiswa mendapat pengalaman kerja di luar kampus seperti magang, project desa, mengajar dan lain-lain," ujarnya.
Selanjutnya, IKU ketiga, yakni mendukung dosen atau pengajar berkegiatan di luar ilmu mencari pengalaman di industri.
"IKU keempat, dari pihak kami yang tergolong praktisi akan mengajar di salah satu kampus yang telah bekerja sama dengan kami, jadi akan mendapat wawasan baru dengan hadirnya seorang praktisi," katanya.
Kemudian, kata dia, IKU kelima ialah apa yang menjadi hasil kerja seorang dosen dapat digunakan masyarakat umum agar kebermanfataannya dapat dirasakan.
"Jika di IKU keenam, kami akan menawarkan program studi yang bekerja sama dengan mitra kelas dunia, seperti Google melalui daring maupun luring," tuturnya.
Setelah itu, IKU ketujuh, kata Sigit, menciptakan kelas yang kolaboratif dan partisipatif dengan sejumlah perusahaan digital ataupun membuat jaringan 5G.
"IKU kedelapan, program studi yang ditawarkan saat ini sudah berstandar internasional dan kerja sama yang dilakukan rata-rata tiga tahun. Pertama melakukan MoU, lalu melakukan perjanjian kerja sama atau action-nya," ujar Sigit.
Ia menjelaskan dari hal tersebut di segmen pendidikan telah berkontribusi sebesar 30 persen terhadap revenue Indosat Business di wilayah East yang mencakup Jateng, Jatim, Bali, Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
"Untuk kontribusi tahun ini, kami memprediksi tidak banyak bergeser seperti tahun lalu, yakni tetap di 30- 40 persen untuk revenue di wilayah East," ucapnya.
Sementara itu, layanan yang disediakan bagi lembaga pendidikan yang ingin bekerja sama di antaranya Connectivity antarlembaga, security internet, Access Point, Server hingga aplikasi.
"Perguruan tinggi yang sudah memakai aplikasi dari kami itu Unusa, mereka memakai aplikasi dari kami dengan nama e-Sorogan, yaitu aplikasi untuk hafalan seperti yang ada di pesantren, tapi ini kami jadikan digital," ujar Sigit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023