Dinas Sosial Kota Surabaya berupaya memberdayakan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial yang tinggal di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih dengan menggerakkan mereka untuk melakukan kegiatan budi daya, produksi kerajinan, sampai usaha jasa.

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajrihatin menyampaikan bahwa program pemberdayaan yang dijalankan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Liponsos Keputih mencakup kegiatan pembibitan tanaman hias, perbengkelan, dan budi daya sayuran.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kota di Surabaya, Sabtu, Anna mengatakan bahwa pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) memanfaatkan lahan di Liponsos Keputih untuk menanam bayam, kangkung, labu, terong, hingga cabai.

"Hasil panen sayuran itu untuk makanan penghuni yang ada di dalam Liponsos. Jadi sayuran hasil bertanam ini dibeli oleh penyedia (layanan) permakanan kemudian digunakan untuk makanan penghuni Liponsos," kata Anna.

Menurut dia, penghuni Liponsos Keputih juga diajak untuk membuat barang kerajinan dan batik.

Baca juga: Kemensos siap adopsi tata kelola program pemberdayaan ODGJ Pemkot Surabaya

"Alhamdulillah kami juga mengembangkan batik sesuai arahan Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani, ada enam motif batik (yang dipakai). Saat ini kami masih memproduksi tiga motif batik, ada Gembili Wonokromo, Kembang Bungur, dan Sparkling," ia menjelaskan.

Barang kerajinan yang dibuat oleh penghuni Liponsos Keputih antara lain kalung dengan peluit yang bisa digunakan oleh anak-anak berkebutuhan khusus. 

"Jadi bisa untuk mencegah kalau ada orang asing akan berbuat jahat kepada mereka. Kalau ada orang asing, tinggal ditiup saja peluitnya. Insya Allah kalung peluit ini juga kami produksi," kata Anna.

Menurut dia, barang-barang kerajinan buatan penghuni Liponsos Keputih sudah ada yang dipasarkan secara daring melalui E-Peken.

"Alhamdulillah hasil penjualan juga masuk kepada mereka. Jadi masing-masing penerima manfaat yang berdaya di Keputih itu semuanya punya tabungan," katanya.

"Nah, ketika uang tabungan mereka sudah banyak, PPKS ini bisa mandiri dan kembali ke keluarga atau lingkungan masyarakat. Jadi, itu harapan kami," ia menambahkan.

Anna menyampaikan bahwa program pemberdayaan ditujukan untuk membangun kemandirian PPKS penghuni Liponsos Keputih.

"Sekarang ada sekitar 734 jiwa yang tinggal di Keputih. Ada ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), gelandangan, dan lansia terlantar," katanya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Liponsos Keputih Surabaya Imam Muhaji menyampaikan bahwa setiap PPKS yang tinggal di Liponsos Keputih telah menjalani asesmen untuk mengetahui bakat dan kemampuan mereka.

"Jadi awalnya PPKS ini kita asesmen, kita petakan dulu. Kemudian kita sesuaikan jenis usaha pemberdayaan yang sesuai dengan bakat dan keahliannya," kata Imam.

Menurut dia, PPKS penghuni Liponsos Keputih yang mengikuti program pemberdayaan sudah bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan mandi secara mandiri.

"Jadi ada tingkatan-tingkatannya. Kalau yang sudah 90 persen bisa mandiri itu yang diberdayakan," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023