Ngawi - Ribuan warga Desa Tawun, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menggelar upacara adat bersih desa berupa "Keduk Beji" di Taman Rekreasi Tawun, Selasa. Sesepuh Desa Tawun selaku Juru "Silep", Mbah Supomo, mengatakan, upacara adat desa ini dilakukan rutin setahun sekali pada setiap Selasa Kliwon, setelah selesai masa panen padi. "Tujuannya untuk membersihkan atau mengeduk sumber air Beji dari kotoran. Adapun sumber air Beji merupakan sumber pengairan bagi warga desa yang telah memberikan berkah air untuk pengairan sawah dan taman wisata," ujar Supomo. Dalam ritual adat ini, seluruh pemuda desa terjun ke Kolam Beji untuk mengeluarkan kotoran yang ada. Proses pembersihan dilakukan dengan pengambilan sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir. Dalam proses tersebut, juga diwarnai mandi lumpur oleh para pemuda yang terjun ke kolam. Mandi lumpur itu dipercaya warga Desa Tawun sebagai simbol untuk membersihkan badan dari dosa. Inti dari ritual "Keduk Beji" terletak pada "penyilepan" atau penyimpanan kendi di pusat sumber air Beji yang terdapat di dalam sebuah gua. Untuk menuju sumber air, juru silep yang telah ditunjuk harus menyelam ke dalam air guna menuju gua, tetapi sebelumnya diawali dengan ritual pembacaan doa. "Setiap tahun, kendi di dalam sumber air Beji diganti melalui upacara ini. Hal ini dimaksudkan agar sumber air Beji tetap bersih," kata Mbah Supomo. Ia menjelaskan, ritual adat ini berawal dari warisan Eyang Ludro Joyo yang dulu pernah bertapa di Sumber Beji untuk mencari ketenangan dan kesejahteraan hidup. Setelah bertapa lama, tepat di hari Selasa Kliwon, jasad Eyang Ludro Joyo dipercaya hilang dan kemudian muncul sumber air. Dalam upacara adat ini juga dilakukan penyeberangan sesaji berisi berbagai makanan khas Jawa, dari arah timur menuju barat sumber air. Selama penyeberangan sesaji, para pemuda yang berada di sekitar sumber Beji berjoged dan melakukan ritual saling pukul kayu dengan diiringi gending Jawa. Selain itu, juga ada rebutan makanan yang telah ditata membentuk "Gunungan Lanang" dan "Gunungan Wadon" sebagai simbol meraih berkah. Upacara adat ditutup dengan aksi warga yang mengambil air untuk diminum atau mandi, karena dipercaya akan memberikan berkah bagi kehidupan mereka, berupa kesehatan dan kemurahan rezeki. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011