Pimpinan DPRD Kota Surabaya menyatakan penerapan "outing class" atau belajar mengajar di luar ruang kelas, sebaiknya bisa ditekankan secara menyeluruh mulai jenjang SD dan SMP di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
"Jika saat ini, penerapan baru ditekankan di jenjang SMP (sekolah menengah pertama), maka untuk selanjutnya juga untuk SD (sekolah dasar)," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah di Surabaya, Senin.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menggelar pertemuan dengan para guru SMP Negeri dan Swasta. Pertemuan tersebut diwujudkan dengan kegiatan senam bersama yang digelar di kawasan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya pada akhir pekan lalu.
Pada saat itu, Dispendik menekankan kepada para guru dan kepala sekolah di Surabaya untuk menerapkan metode "outing class" agar bisa melakukan improvisasi dan inovasi saat proses belajar mengajar.
"Saat kegiatan senam itu hanya guru SMP saja. Saya berharap ada kegiatan yang sama untuk guru SD," ujar legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Dengan "outing class" ini, lanjut dia, guru dituntut bisa berinovasi, kreatif, dan mandiri dalam pembelajaran. Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi bagi guru saat melakukan pembelajaran di luar kelas.
Selain itu, guru mengajak peserta didik untuk lebih mengenal dan mengeksplorasi lingkungan sekitar. Harapannya peserta didik memiliki sebuah pengalaman pembelajaran yang bermakna.
Artinya, pembelajaran bisa membekas dan berkesan karena diingatkan peserta didik sehingga mereka selalu mengingat materi yang diajarkan.
Pembelajaran ini dapat dilakukan juga dengan mengajak peserta didik untuk mengamati lingkungan sekitar sekolah, mengidentifikasi tanaman yang ada di sekitar sekolah, atau melakukan praktik menanam dan merawat tumbuhan.
"Outing class merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik bisa lebih menumbuhkan kreativitas yang mereka miliki," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya mendukung penuh metode pembelajaran "outing class" di Surabaya. Menurutnya, kegiatan seperti ini juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi para guru.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengharapkan, guru-guru SMP yang ikut kegiatan senam bersama di Kebun Raya Mangrove nantinya bisa improvisasi saat menyampaikan pelajaran ke anak-anak.
"Mungkin improvisasi bisa dari tanaman, sungai atau lainnya," katanya.
Yusuf menyatakan, improvisasi itu bisa muncul apabila para guru tidak hanya berada di dalam ruang kelas. Hal ini, lanjut dia, juga linier dengan kurikulum Merdeka Belajar bagaimana menerapkan metode pembelajaran di lapangan.
"Jadi ini juga bagian dari Kurikulum Merdeka. Jadi anak nanti itu bagaimana melakukan, melaksanakan dan mengalami. Kalau itu sudah, maka akan bernalar kritis dan di situ muncul kreatifitas. Kalau kreativitas tidak mampu sendiri, ada gotong-royong," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Jika saat ini, penerapan baru ditekankan di jenjang SMP (sekolah menengah pertama), maka untuk selanjutnya juga untuk SD (sekolah dasar)," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah di Surabaya, Senin.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menggelar pertemuan dengan para guru SMP Negeri dan Swasta. Pertemuan tersebut diwujudkan dengan kegiatan senam bersama yang digelar di kawasan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya pada akhir pekan lalu.
Pada saat itu, Dispendik menekankan kepada para guru dan kepala sekolah di Surabaya untuk menerapkan metode "outing class" agar bisa melakukan improvisasi dan inovasi saat proses belajar mengajar.
"Saat kegiatan senam itu hanya guru SMP saja. Saya berharap ada kegiatan yang sama untuk guru SD," ujar legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Dengan "outing class" ini, lanjut dia, guru dituntut bisa berinovasi, kreatif, dan mandiri dalam pembelajaran. Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi bagi guru saat melakukan pembelajaran di luar kelas.
Selain itu, guru mengajak peserta didik untuk lebih mengenal dan mengeksplorasi lingkungan sekitar. Harapannya peserta didik memiliki sebuah pengalaman pembelajaran yang bermakna.
Artinya, pembelajaran bisa membekas dan berkesan karena diingatkan peserta didik sehingga mereka selalu mengingat materi yang diajarkan.
Pembelajaran ini dapat dilakukan juga dengan mengajak peserta didik untuk mengamati lingkungan sekitar sekolah, mengidentifikasi tanaman yang ada di sekitar sekolah, atau melakukan praktik menanam dan merawat tumbuhan.
"Outing class merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik bisa lebih menumbuhkan kreativitas yang mereka miliki," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya mendukung penuh metode pembelajaran "outing class" di Surabaya. Menurutnya, kegiatan seperti ini juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi para guru.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengharapkan, guru-guru SMP yang ikut kegiatan senam bersama di Kebun Raya Mangrove nantinya bisa improvisasi saat menyampaikan pelajaran ke anak-anak.
"Mungkin improvisasi bisa dari tanaman, sungai atau lainnya," katanya.
Yusuf menyatakan, improvisasi itu bisa muncul apabila para guru tidak hanya berada di dalam ruang kelas. Hal ini, lanjut dia, juga linier dengan kurikulum Merdeka Belajar bagaimana menerapkan metode pembelajaran di lapangan.
"Jadi ini juga bagian dari Kurikulum Merdeka. Jadi anak nanti itu bagaimana melakukan, melaksanakan dan mengalami. Kalau itu sudah, maka akan bernalar kritis dan di situ muncul kreatifitas. Kalau kreativitas tidak mampu sendiri, ada gotong-royong," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023