Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin meminta antarkelompok perguruan silat di daerahnya damai, menjaga suasana tetap aman kondusif dan tidak terprovokasi kerusuhan antarkubu pesilat pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan.

"Harapan saya, yah sudahlah. Cukup yang sudah terlanjur terjadi. Jangan lagi terulang apalagi memperkeruh suasana di sini. Mau ikut kelompok apapun, berinteraksi dengan siapa pun tidak ada kebanggaan yang terhormat melebihi nyawa seorang. Jadi kehormatan itu bukan dengan menghilangkan nyawa orang lain. Kehormatan kita memberikan kehidupan bagi orang lain," kata Mas Ipin, sapaan Bupati Nur Arifin di Trenggalek, Jawa Timur, Jumat.

Ia mengaku prihatin insiden kerusuhan antarkelompok pesilat di Taiwan yang menyebabkan salah satu PMI asal Karanggandu, Trenggalek meninggal.

Menurutnya, kebanggaan yang berlebihan terhadap identitas dan simbol kelompok perguruan silat menjadi energi negatif yang merugikan pihak lain.

"Saya memohon maaf jika ada salah satu anggota keluarga kami, warga Trenggalek yang terlibat. Saya juga berduka cita, kita tidak tahu keterlibatannya seperti apa tapi nyatanya menjadi korban dan harus berpulang terlebih dahulu," katanya.

Ia meminta semua pihak, khususnya massa pesilat di Trenggalek untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi kabar-kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dia juga meminta sepenuhnya untuk menyerahkan kepada proses hukum yang saat ini berjalan. Sebab dua kelompok pesilat yang tawuran di Taiwan itu juga memiliki basis besar di Kota Gaplek.

"Kami sudah berulang kali menyampaikan bahwa kejadian seperti ini tidak usahlah primordialisme. Apa namanya, kesukuan, kemudian kelompok dan lain-lain itu dibawa ke urusan pribadi. Apalagi di sana itu juga tempat negaranya orang lain," imbuhnya.

Dalam konteks perantauan, Mas Ipin menyebut tidak ada kebanggaan terhormat selain memberikan penghidupan bagi orang lain.

Dalam artian, mereka yang merantau diharapkan bisa kembali ke tanah air dengan selamat dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain lewat sektor usaha, atau setidaknya dapat meningkatkan perekonomian keluarga.

Asumsi itu merujuk kegiatan – kegiatan persilatan di Bumi Menak Sopal yang sering di fasilitasi pemerintah daerah setempat. Selain kegiatan sarasehan dengan forkopimda, dalam kegiatan yang biasanya dilakukan untuk penyambutan anggota baru itu juga dilakukan pembekalan soal materi-materi kerukunan hingga wawasan kebangsaan.

"Dan semuanya baik-baik saja,” katanya.

Sebelumnya, PMI kembar asal Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Trenggalek dilaporkan menjadi korban bentrok antarpesilat di Taiwan pada Sabtu (2/9).

Dalam bentrokan itu, Zainal Fanani (32), PMI asal Desa Karangrandu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek meninggal dunia, sementara saudara kembarnya mengalami luka-luka.

Saat ini pihak-pihak yang terlibat tawuran di Changhua Taiwan telah diamankan aparat penegak hukum setempat. Beberapa di antaranya dilaporkan menjalani persidangan.

Belum ada informasi resmi soal kepulangan jenazah Zainal Fanani ke Tanah Air. Termasuk PMI asal mana saja yang terlibat bentrokan dari 29 orang yang sebelumnya ditangkap melansir Taiwan News.

Saat ini BP3MI Jawa Timur sedang berkoordinasi dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipe untuk membantu kepulangan jenazah PMI yang berangkat ke Taiwan pada 2015 tersebut.

"Kami koordinasi dengan KDEI Taipei bagaimana proses pemulangan almarhum. Kami juga masih menunggu surat resmi, tentang apa yang terjadi dan diproses di sana. Kami belum mendapatkan informasi resmi," Kata Kepala BP3MI Jawa Timur Titis Wulandari saat berkunjung ke rumah duka di Trenggalek.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023