Polres Bangkalan, Jawa Timur, membentuk posko kampung bebas narkoba, sebagai upaya untuk memberantas dan menanggulangi peredaran yang menyalahgunakan obat terlarang tersebut di wilayah itu.
"Pembentukan kampung bebas narkoba ini merupakan ikhtiar yang kami lakukan bersama Polda Jatim," kata Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya di Bangkalan, Jawa Timur, Jumat.
Ia menuturkan, peluncuran kampung tangguh dan bebas narkoba itu di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan.
Sebelumnya, desa ini dikenal dengan sebutan kampung narkoba karena sebagian besar masyarakat di desa itu menjadi pengedar narkoba.
Polda Jatim bersama Polres Bangkalan pernah melakukan penggerebekan dan ditemukan sebanyak 47 bilik narkoba di desa itu.
Bilik-bilik itu kemudian dimusnahkan. Polda Jatim bersama Polres dan Pemkab Bangkalan lalu melakukan pembinaan khusus dan kini desa tersebut dijadikan percontohan sebagai desa yang menjadi pelopor pemberantasan peredaran narkoba.
"Karena itu, pada Kamis (7/9), Polda Jatim meluncurkan kampus bebas narkoba di sana," kata Kapolres.
Sebelumnya, Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Jatim AKBP Indra Ranudikarta, mengatakan posko narkoba di Bangkalan itu tidak hanya mencegah dan memberantas peredaran narkoba saja, tetapi juga menyediakan layanan terapi bagi masyarakat yang kecanduan narkoba.
"Jika ada masyarakat yang anggota keluarganya terindikasi kecanduan narkoba bisa melapor ke sini, sehingga segera ditangani melalui rehabilitasi," kata Indra.
Posko tersebut lanjut Indra, sebagai pelayanan yang lebih dekat dengan masyarakat, tujuannya supaya kampung tersebut bisa bersih dari peredaran narkoba serta meminimalisir penyalahgunaannya.
Selain itu, pembentukannya bekerjasama dengan pemerintah setempat mulai tingkat kabupaten, camat, desa dan tokoh masyarakat setempat. Sebab, barang haram tersebut musuh bersama.
"Jika berhasil menekan angka peredarannya, maka bukan keberhasilan kepolisian, tetapi sudah keberhasilan bersama, karena untuk memberantas, bukan hanya tugas kita tapi tugas semua pihak," ujarnya.
Indra lebih lanjut menjelaskan pengedar narkoba biasanya mengatasnamakan perekonomian sebagai alasan utama perbuatannya.
"Jika kita yakin, yang dikerjakan merupakan kegiatan yang positif, maka insyaallah ekonomi juga akan baik, tidak perlu menjual narkoba," jelasnya.
Sementara Kasatreskoba Bangkalan AKP Muhli Sukardi mengatakan pembentukan posko kampung bebas narkoba itu, masih ada beberapa kekurangan yang belum terpenuhi.
"Di sini belum ada BNNK yang didirikan oleh pemerintah, tapi sebentar lagi sudah mampu terpenuhi, karena pemerintah daerah sudah mulai memprosesnya," katanya.
Posko yang didirikan, ditempatkan di Desa Parseh mengingat di wilayah tersebut paling banyak kasus penyalahgunaan narkoba.
"Di sini memang peredarannya paling tinggi, kasus yang berhasil diungkap di sini lebih banyak dari wilayah lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Pembentukan kampung bebas narkoba ini merupakan ikhtiar yang kami lakukan bersama Polda Jatim," kata Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya di Bangkalan, Jawa Timur, Jumat.
Ia menuturkan, peluncuran kampung tangguh dan bebas narkoba itu di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan.
Sebelumnya, desa ini dikenal dengan sebutan kampung narkoba karena sebagian besar masyarakat di desa itu menjadi pengedar narkoba.
Polda Jatim bersama Polres Bangkalan pernah melakukan penggerebekan dan ditemukan sebanyak 47 bilik narkoba di desa itu.
Bilik-bilik itu kemudian dimusnahkan. Polda Jatim bersama Polres dan Pemkab Bangkalan lalu melakukan pembinaan khusus dan kini desa tersebut dijadikan percontohan sebagai desa yang menjadi pelopor pemberantasan peredaran narkoba.
"Karena itu, pada Kamis (7/9), Polda Jatim meluncurkan kampus bebas narkoba di sana," kata Kapolres.
Sebelumnya, Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Jatim AKBP Indra Ranudikarta, mengatakan posko narkoba di Bangkalan itu tidak hanya mencegah dan memberantas peredaran narkoba saja, tetapi juga menyediakan layanan terapi bagi masyarakat yang kecanduan narkoba.
"Jika ada masyarakat yang anggota keluarganya terindikasi kecanduan narkoba bisa melapor ke sini, sehingga segera ditangani melalui rehabilitasi," kata Indra.
Posko tersebut lanjut Indra, sebagai pelayanan yang lebih dekat dengan masyarakat, tujuannya supaya kampung tersebut bisa bersih dari peredaran narkoba serta meminimalisir penyalahgunaannya.
Selain itu, pembentukannya bekerjasama dengan pemerintah setempat mulai tingkat kabupaten, camat, desa dan tokoh masyarakat setempat. Sebab, barang haram tersebut musuh bersama.
"Jika berhasil menekan angka peredarannya, maka bukan keberhasilan kepolisian, tetapi sudah keberhasilan bersama, karena untuk memberantas, bukan hanya tugas kita tapi tugas semua pihak," ujarnya.
Indra lebih lanjut menjelaskan pengedar narkoba biasanya mengatasnamakan perekonomian sebagai alasan utama perbuatannya.
"Jika kita yakin, yang dikerjakan merupakan kegiatan yang positif, maka insyaallah ekonomi juga akan baik, tidak perlu menjual narkoba," jelasnya.
Sementara Kasatreskoba Bangkalan AKP Muhli Sukardi mengatakan pembentukan posko kampung bebas narkoba itu, masih ada beberapa kekurangan yang belum terpenuhi.
"Di sini belum ada BNNK yang didirikan oleh pemerintah, tapi sebentar lagi sudah mampu terpenuhi, karena pemerintah daerah sudah mulai memprosesnya," katanya.
Posko yang didirikan, ditempatkan di Desa Parseh mengingat di wilayah tersebut paling banyak kasus penyalahgunaan narkoba.
"Di sini memang peredarannya paling tinggi, kasus yang berhasil diungkap di sini lebih banyak dari wilayah lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023