Pemerintah Kota Surabaya melibatkan stakeholder atau pemangku kebijakan dalam program orang tua asuh sebagai upaya menekan kasus balita stunting.

"Saya bersyukur karena semua pihak ikut ambil bagian dalam menuntaskan permasalahan di Kota Pahlawan, salah satunya stunting," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam acara pemeriksaan dan pemantauan program percepatan eliminasi balita stunting yang berlangsung di Kantor PT Terminal Petikemas Surabaya, Selasa.

Menurut dia, PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) telah menjadi bagian dalam program eliminasi balita stunting di wilayah Kecamatan Krembangan.

"Saya ingin ini menjadi contoh bagi kecamatan lainnya. Jadi, setiap bulan pihak yang menjadi orang tua asuh bisa mengadakan acara untuk melihat apa yang sudah diberikan itu bermanfaat atau tidak," katanya.

Melalui pola seperti ini, Wali Kota Eri berharap donasi bantuan atau program yang telah diberikan stakeholder itu bisa diketahui bersama progres kemanfaatannya. Untuk itu, lanjut dia, jangan sampai, Pemkot Surabaya menerima bantuan namun tidak pernah melaporkan hasilnya.

"Insya Allah pada akhir tahun akan saya munculkan, misal orang tua asuh balita stunting dari Terminal Petikemas Surabaya itu berapa anak, kemudian yang lulus berapa. Jadi itu akan saya munculkan," ujarnya.

Menurut dia, informasi ini harus diketahui oleh publik, khususnya masyarakat Kota Surabaya. Dalam hal ini, lanjut dia, Pemkot Surabaya dalam menuntaskan permasalahan itu tidak bekerja secara sendiri. Namun, juga melibatkan berbagai pihak seperti dalam percepatan eliminasi balita stunting.

"Saya ingin memberitahukan kepada seluruh warga Surabaya, bahwa ketika terjadi kebaikan di Surabaya itu adalah kebaikan bersama, bukan karena wali kotanya sendiri, tetapi karena kebaikan orang-orang yang ada di Surabaya," kata Eri.

Oleh karena itu, Eri mengucapkan terima kasih kepada PT Terminal Petikemas Surabaya yang telah menjadi bagian dari upaya program percepatan eliminasi balita stunting di Kota Pahlawan. Bahkan, kata dia, perusahaan ini tak sekadar memberikan donasi namun juga dalam bentuk program.

"Saya ingin ketika ada perusahaan, maka perusahaan itu bermanfaat untuk warga sekitarnya. Selagi saya menjabat Wali Kota Surabaya, maka kekuatan kebersamaan dan kekuatan kekeluargaan itulah yang kita bangun. Sekali lagi matur nuwun (terima kasih) Terminal Petikemas," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Terminal Petikemas Surabaya Wahyu Widodo mengatakan bersyukur karena program percepatan eliminasi balita stunting sudah terlihat hasilnya meski belum tiga bulan berjalan.

"Alhamdulillah belum tiga bulan, sudah ada yang lulus empat anak. Apa yang kami lakukan ini bukan karena kami hebat, tetapi karena Allah memberikan kemudahan sehingga kami bisa bersama-sama berkolaborasi," katanya.

Selain itu, Wahyu juga memastikan bahwa program percepatan eliminasi balita stunting tersebut inline dengan kebijakan corporate social responsibility (CSR) PT Pelindo. Bagaimana perusahaan tidak hanya sebatas pada tujuan profit, tetapi juga pembinaan terhadap manusianya.

"Selain program terkait pemberdayaan, kami juga ada program terkait lingkungan," ujarnya.

Sementara dalam laporannya, Camat Krembangan Kota Surabaya Harun Ismail menyampaikan bahwa terdapat 21 perusahaan di wilayahnya yang turut berpartisipasi dalam program percepatan eliminasi balita stunting. Dari jumlah perusahaan yang berpartisipasi tersebut, terkumpul donasi sebesar Rp524 juta.

"Alhamdulillah ada yang dalam bentuk uang tunai yang disetorkan ke Bangga Surabaya Peduli. Kemudian ada yang dalam bentuk permakanan, vitamin, susu maupun yang paling lengkap ini bantuan dari TPS dalam bentuk program," kata Harun.

Menurut Harun, dari total 21 perusahaan yang terlibat, PT Terminal Petikemas Surabaya merupakan donatur terbesar dalam program percepatan eliminasi balita stunting di wilayah Kecamatan Krembangan. Di mana total donasi bantuan yang disalurkan TPS mencapai Rp125,7 juta.
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023