Surabaya - Keterbatasan persediaan batu bara di Indonesia memicu kenaikan harga semen pada tahun 2012 karena biaya produksi yang harus ditanggung produsen semen di Tanah Air mengalami peningkatan.
"Untuk itu, kami akan menempuh berbagai upaya seperti mengoptimalkan potensi batu bara asing karena ketersediaan di dalam negeri saat ini mengalami kenaikan harga," kata Direktur Utama PT Semen Gresik, Dwi Soetjipto, ditemui dalam Seminar Nasional Pengelolaan "Corporate Social Responsibility/CSR", di Surabaya, Kamis (29/9).
Ia menjelaskan, pemberlakuan harga batu bara di pasar internasional yang meningkat signifikan sangat mempengaruhi penerapan harga batu bara di pasar domestik.
"Untuk itu, kami siap menerima info dari berbagai kalangan yang bersedia memberikan data pemasok batu bara dengan harga terjangkau," ujarnya,
Di sisi lain, ulas dia, pada awalnya pasokan batu bara untuk proses produksi semennya tidak ada permasalahan. Apalagi, seharusnya situasi krisis ekonomi global semakin melemah dan penurunan harga minyak dunia semakin menurunkan harga batu bara di pasar internasional.
"Namun, kini kondisinya berbeda atau harga batu bara dunia kian menjulang sehingga kami sebagai produsen semen khawatir jika ketersediaan komoditas itu minim di dalam negeri," katanya.
Terkait berapa persentase kenaikan harga semen yang akan diberlakukan tahun 2012, ia mengaku, dalam waktu dekat segera mengkaji komposisi angkanya supaya tak memberatkan masyarakat di Tanah Air.
"Sementara itu, dampak kenaikan harga batu bara pada tahun ini belum kami rasakan mengingat persediaan batu bara di pabrik masih cukup sampai akhir tahun 2011," katanya.
Akan tetapi, tambah dia, ketika tahun depan harga batu bara terus mengalami kenaikan signifikan dan pasokannya di dalam negeri kian minim maka pihaknya akan menerapkan formula pemakaian batu bara secara efisien.
"Contoh, kami hanya menggunakan 10 persen dari total kebutuhan batu bara," katanya.
Ia optimistis, sejumlah langkah bisnis tersebut dapat membantunya merealisasi kinerja keuangan perusahaan semakin positif menyusul angka pertumbuhan penjualan semennya mencapai 12 persen.
"Realisasi pertumbuhan penjualan kami lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2010. Apalagi, saat itu musim hujan sangat lama sehingga angka penjualan kami hanya tumbuh enam persen," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011