Pacitan - Sedikitnya 14 calon haji dari kelompok terbang (klooter) 74, Kabupaten Pacitan dipastikan batal berangkat, karena faktor usia dan masalah kesehatan. "Alasannya sebenarnya macam-macam, tapi kebanyakan memang karena dua hal itu, yakni masalah usia serta kesehatan," ungkap Kasi Haji di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Pacitan M Nurul, Kamis. Diakuinya, sejak awal kedua masalah tersebut memang menjadi perhatian khusus panitia serta tim kesehatan haji setempat. Hal itu tidak lepas dari kenyataan bahwa jumlah calon haji dengan usia di atas 63 tahun mencapai hampir 90 persen. Dari total 149 calon haji yang telah terdaftar, beberapa di antaranya bahkan telah berusia uzur atau di atas 80 tahun. Kenyataan itu membuat panitia haji bersama tim medis setempat harus bekerja ekstra keras untuk memantau kondisi kesehatan masing-masing calon. Hasilnya, dari 149 calon jamaah haji, ada 40 di antaranya dinyatakan masuk kategori observasi dan satu orang lainnya dipantau secara intensif lantaran pernah mengalami stroke berat. "Para jamaah yang diobservasi umumnya pernah menderita penyakit hipertensi, diabetes, dan lain sebagainya. Karena itu pengawasan sengaja kami perketat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar dia. Nurul menambahkan, sejumlah calon haji masuk kategori obeservasi karena berbagai alasan, salah satunya karena mereka sangat tergantung dengan obat, apalagi usianya rata-rata di atas 60 tahun. Bagi kelompok risiko tinggi ini, tim kesehatan haji kemudian melakukan pemeriksaan menggunakan prasarana ECG (electrocardiograph) dan rontgen. Perlakuan khusus terhadap usia resiko tinggi tersebut diperlukan untuk data buku hijau yang akan dibawa jamaah saat berada di Tanah Suci. Tujuanya, yakni supaya bisa digunakan sebagai petunjuk apabila kondisi kesehatan calon bersangkutan memburuk saat berada di Tanah Suci. "Kalau ada buku hijau, pihak medis di sana (Arab Saudi) tentunya akan dapat dengan cepat memberikan pertolongan, berpedoman pada rekam kesehatan pasien bersangkutan," terangnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011