Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melengkapi layanan pos pelayanan terpadu (posyandu) yang selama ini terbatas melayani kepada ibu dan anak serta lanjut usia (lansia) kini juga untuk remaja lewat program Posyandu Terintegrasi.

"Sebenarnya sudah dilakukan oleh sejumlah posyandu. Namun, dengan diresmikan ini semua posyandu harus melakukan layanan ini. Sekali buka di satu lokasi, posyandu bisa melayani semua usia, sehingga lebih terintegrasi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani usai meluncurkan secara resmi di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa hal ini adalah bagian dari upaya menyukseskan program kesehatan nasional untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Posyandu Terintegrasi ini, kata Ipuk, adalah program pelayanan kesehatan seluruh siklus hidup, terdiri atas empat kategori yakni ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, usia sekolah dan remaja serta usia produktif dan usia lanjut.

"Jadi sekarang posyandu juga melayani kesehatan remaja dan usia produktif. Karena dua kategori usia ini juga penting untuk dijaga kesehatannya," ujar dia.

Dia menjelaskan bahwa karena remaja cenderung punya kebiasaan makan yang kurang baik yang bisa menyebabkan malnutrisi yang bisa berpengaruh pada konsentrasi belajar hingga menyebabkan stunting.

"Sementara untuk usia produktif, layanan yang diberikan di posyandu berupa pemeriksaan penyakit tidak menular seperti hipertensi dan gula darah, karena dua penyakit tersebut merupakan awal dari munculnya penyakit-penyakit lain yang lebih berat. Ini yang ingin kami cegah dengan pemeriksaan dan edukasi baik remaja dan usia produktif yang datang ke posyandu," tuturnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat menambahkan program Posyandu Terintegrasi akan dilaksanakan oleh 2.310 posyandu se-Banyuwangi.

Menurut Amir, program ini melibatkan 13 ribu kader yang telah dibekali dengan 25 kompetensi dasar berdasarkan empat kategori siklus kehidupan.

Dia mencontohkan untuk kompetensi pelayanan tentang ibu hamil dan menyusui para kader diajarkan memantau status gizi dan tekanan darah, dan masih banyak lainnya. Kompetensi terkait bayi dan balita di antaranya edukasi ASI eksklusif, MP ASI, melakukan penimbangan, pengukuran dan tinggi badan.

"Berikutnya kompetensi terkait usia sekolah dan remaja meliputi edukasi Isi piringku yaitu komposisi makanan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari, agar terpenuhi nutrisi harian," kata Amir.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023