Kediri - Petugas Kepolisian Resor (Polres) Kediri, Jawa Timur, melakukan penjagaan ketat pada acara Misa malam Jumat legi di Gereja Puhsarang, Kecamatan Semen, kabupaten setempat, untuk mengantisipasi teror bom seperti di Solo, Jateng. Kepala Kepolisian Sektor Semen, AKP Abraham Sisik, Kamis mengemukakan pihaknya tidak ingin kecolongan dengan kejadian letusan bom seperti di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo. "Kami lakukan pengamanan di lokasi gereja. Kami antisipasi, agar tidak ada kejadian seperti Solo beberapa waktu lalu," katanya mengungkapkan. Kejadian bom bunuh diri di Solo membuat petugas lebih waspada. Terlebih lagi, dalam acara Misa malam Jumat, jumlah pengunjung yang datang ke Gereja Puhsarang hingga ribuan orang. Selain lokal Kediri, mereka juga banyak yang datang dari luar daerah, seperti Surabaya, Malang, hingga luar Jatim. Selain untuk ibadah, mereka sengaja datang untuk ibadah di gereja ini sekaligus berlibur. Polisi juga meminta bantuan dari Detasemen C Sat Brimob Polda Jatim di Kediri untuk memeriksa seluruh lokasi gereja. Dalam pemeriksaan, Brimob juga menggunakan alat pendeteksi benda logam, untuk mengantisipasi adanya benda logam yang kemungkinan bisa membahayakan. Untuk penjagaan di lokasi gereja, Kapolsek mengatakan akan dibantu oleh anggota dari Polres Kediri. Pihaknya sudah koordinasi, mengingat pelaksanaan ibadah itu dilakukan mulai Kamis pukul 22.00 WIB hingga Jumat (30/9) pukul 03.00 WIB. "Nanti akan dibantu juga anggota dari Polres Kediri. Kami berjaga dan memantau di lokasi, hingga kegiatan usai," ucap Kapolsek. Beberapa pengunjung sempat kaget saat petugas dari Brimob dan polisi melakukan penyisiran di lokasi gereja. Mereka sebelumnya tidak mengetahui jika akan ada pemeriksaan. "Cukup kaget, saat datang ke gereja banyak polisi bersenjata melakukan pemeriksaan. Tetapi, setelah saya tadi tanya, ternyata mereka hanya melakukan pengamanan," kata Paulus, salah seorang jemaat asal Jakarta. Sementara itu, Ketua PW GP Ansor Jatim H Alfa Isnaeny menginstruksikan anggotanya yang tergabung dalam Detasemen Khusus (Densus) 99/Antiteror untuk membantu Polri/TNI dalam menjaga keamanan di gereja dan tempat ibadah lain. "Itu instruksi dari Ketua Umum PP GP Ansor H Nusron Wahid, mengingat Jatim pernah dilanda teror bom di Situbondo dan bahkan di Mojokerto juga pernah ada anggota Banser NU Jatim yang terbunuh akibat ledakan bom Natal tahun 2000," katanya.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011