Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan memulai tahapan pembangunan ekowisata sekaligus eduwisata (eko-eduwisata) kebun bambu di Kelurahan Tinap, Kecamatan Sukomoro, di kabupaten setempat.
Bupati Magetan Suprawoto mengatakan tahap pembangunan awal dimulai dengan Dinas PUPR membongkar dan meratakan bagian depan lokasi dan jalan masuk, kemudian tahapan penanaman pertama bambu di lokasi.
"Di kebun raya bambu atau eko-eduwisata bambu ini akan ditanam berbagai jenis bambu yang berasal dari seluruh dunia," ujar Bupati Suprawoto, Senin.
Eko-eduwisata kebun bambu tersebut nantinya juga dijadikan sebagai pusat informasi bambu nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
"Sehingga nanti wisatawan bisa berkunjung dan belajar tentang bambu di sana," kata Kang Woto, sapaan akrab Bupati Suprawoto.
Menurut dia, keberadaan eko-eduwisata kebun bambu tersebut diharapkan dapat melengkapi konsep sejumlah agrowisata yang telah ada di Magetan sehingga menarik minat kunjungan wisatawan.
Seperti, lanjut dia, keberadaan Kebun Refugia dan Pasar Sayur di Kecamatan Plaosan serta wisata kebun jeruk pamelo di Kecamatan Sukomoro.
"Begitupun dengan adanya kebun raya bambu, nanti ada pula jeruk pamelo yang bisa dinikmati kesegarannya dan dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan," katanya.
Ia menambahkan pengembangan dan pembangunan eko-eduwisata kebun bambu di Kelurahan Tinap, Kecamatan Sukomoro tersebut melibatkan tim akademisi dari UGM dan juga Kementerian Lingkungan Hidup.
Dari masterplan yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Magetan, eko-eduwisata bambu tersebut akan memiliki pintu masuk utama, menara pandang, hall, mal, museum, sky bridge, camping ground, masjid, homestay, embung, workshop, pengawetan dan pengeringan, UKM center, taman bermain, hutan produksi dan lainnya.
Adapun, konsep eko-eduwisata hutan bambu tersebut diangkat untuk memaksimalkan potensi bambu sebagai ikon Kabupaten Magetan.
Selain itu, tanaman bambu dipilih juga karena berfungsi sebagai penahan longsor, pengikat air, penghasil oksigen, dan bahan kerajinan bambu yang menjadi komoditas utama Magetan.
Eko-eduwisata Hutan Bambu di Tinap Magetan tersebut nantinya pengembangan serta pembangunannya dilaksanakan secara "multi years".
Diharapkan, saat pembangunan kawasan Eko-eduwisata Hutan Bambu di Tinap tersebut selesai maka dapat menambah pengembangan sektor pariwisata di Magetan yang bertujuan sebagai daya pengungkit nilai ekonomi, sosial, dan budaya warga daerah setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Bupati Magetan Suprawoto mengatakan tahap pembangunan awal dimulai dengan Dinas PUPR membongkar dan meratakan bagian depan lokasi dan jalan masuk, kemudian tahapan penanaman pertama bambu di lokasi.
"Di kebun raya bambu atau eko-eduwisata bambu ini akan ditanam berbagai jenis bambu yang berasal dari seluruh dunia," ujar Bupati Suprawoto, Senin.
Eko-eduwisata kebun bambu tersebut nantinya juga dijadikan sebagai pusat informasi bambu nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
"Sehingga nanti wisatawan bisa berkunjung dan belajar tentang bambu di sana," kata Kang Woto, sapaan akrab Bupati Suprawoto.
Menurut dia, keberadaan eko-eduwisata kebun bambu tersebut diharapkan dapat melengkapi konsep sejumlah agrowisata yang telah ada di Magetan sehingga menarik minat kunjungan wisatawan.
Seperti, lanjut dia, keberadaan Kebun Refugia dan Pasar Sayur di Kecamatan Plaosan serta wisata kebun jeruk pamelo di Kecamatan Sukomoro.
"Begitupun dengan adanya kebun raya bambu, nanti ada pula jeruk pamelo yang bisa dinikmati kesegarannya dan dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan," katanya.
Ia menambahkan pengembangan dan pembangunan eko-eduwisata kebun bambu di Kelurahan Tinap, Kecamatan Sukomoro tersebut melibatkan tim akademisi dari UGM dan juga Kementerian Lingkungan Hidup.
Dari masterplan yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Magetan, eko-eduwisata bambu tersebut akan memiliki pintu masuk utama, menara pandang, hall, mal, museum, sky bridge, camping ground, masjid, homestay, embung, workshop, pengawetan dan pengeringan, UKM center, taman bermain, hutan produksi dan lainnya.
Adapun, konsep eko-eduwisata hutan bambu tersebut diangkat untuk memaksimalkan potensi bambu sebagai ikon Kabupaten Magetan.
Selain itu, tanaman bambu dipilih juga karena berfungsi sebagai penahan longsor, pengikat air, penghasil oksigen, dan bahan kerajinan bambu yang menjadi komoditas utama Magetan.
Eko-eduwisata Hutan Bambu di Tinap Magetan tersebut nantinya pengembangan serta pembangunannya dilaksanakan secara "multi years".
Diharapkan, saat pembangunan kawasan Eko-eduwisata Hutan Bambu di Tinap tersebut selesai maka dapat menambah pengembangan sektor pariwisata di Magetan yang bertujuan sebagai daya pengungkit nilai ekonomi, sosial, dan budaya warga daerah setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023