Kepolisian Resort Trenggalek berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Trenggalek  untuk melakukan upaya mitigasi sekaligus penanggulangan bencana kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dampak fenomena El Nino.

"Bersama BPBD (Trenggalek) kami mulai intensifkan penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa terdampak (kekeringan)," kata Kapolres Trenggalek, AKBP Gathut Bowo Supriyanto, di Trenggalek, Senin.

Tak hanya bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga, Gathut juga menginstruksikan seluruh jajarannya untuk proaktif melakukan mitigasi kebencanaan di wilayah tugas masing-masing, di antaranya karhutla yang mulai kerap terjadi, serta masalah ketahanan pangan.

"Selain memenuhi kebutuhan pokok masyarakat terdampak, penyaluran air bersih ini merupakan rangkaian kegiatan bakti 28 tahun alumni Batalyon Patriatama Akpol 1995," ujarnya.

Dikatakan, memasuki fase puncak kemarau yang diperkirakan terjadi pada Agustus-September, dampak El Nino lainnya seperti potensi kebakaran hutan dan lahan hingga ketahanan pangan di Bumi Menak Sopal juga jadi ancaman.

Hingga pekan keempat Agustus ini, total sudah 100 ribu liter lebih air bersih yang didistribusikan menggunakan empat truk di daerah yang mulai mengalami kekeringan itu.

Beberapa desa terdampak bahkan rutin mendapat suplai air bersih, seperti di Dusun Kasihan Desa Ngrencak dan Dusun Bungur Desa Besuki di Kecamatan Panggul.

"Kemudian di wilayah Kecamatan Panggul kita juga ada patroli sambang tirta untuk membantu masyarakat terdampak kekeringan," imbuhnya.

"Kami telah membentuk satu tim khusus yang bertugas untuk memetakan sekaligus merumuskan upaya pencegahan utamanya yang terkait langsung dengan ketahanan pangan. Dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan pentahelix terkait," ujarnya.

 Beberapa kegiatan yang dimotori oleh Satsamapta Polres Trenggalek itu di antaranya adalah melakukan kajian lewat pemetaan untuk meminimalisir dampak El Nino agar tidak semakin meluas.

Masalah karhutla misalnya, ancaman atau potensi kebencanaan ini muncul karena Trenggalek didominasi wilayah hutan.

Potensi krisis tak kalah serius adalah gangguan ketahanan pangan akibat gagal panen selama fenomena El Nino.

Untuk itu, koordinasi juga dilakukan termasuk kepada sumber penyedia air irigasi persawahan.

"Tim sudah bergerak melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait seperti dinas pertanian, para pelaku usaha bidang pertanian maupun para petani itu sendiri. Kendala apa yang dirasakan dan bagaimana solusi terbaiknya," ujarnya.

Langkah-langkah aktif dari korps bhayangkara bersama TNI dan unsur terkait lainnya itu dilakukan untuk mendukung gerakan nasional penanganan El Nino di wilayah Kabupaten Trenggalek.

Antisipasi dini tersebut dilakukan agar dampak itu tidak semakin meluas, seperti misalnya kekeringan sumber daya air bersih yang sampai melanda 60 desa pada 2019. Bahkan saat itu pemerintah setempat menetapkan sebagai tanggap darurat bencana kekeringan.

"Hasilnya nanti akan kita kaji dan berkolaborasi bersama pemerintah daerah. Kami berharap langkah kepolisian ini bisa turut berkontribusi dalam ketahanan pangan sekaligus menekan dampak El Nino di segala aspek khususnya ekonomi masyarakat selaras dengan kamtibmas yang senantiasa kondusif," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023