Kediri - Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit serta Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Kota Kediri Rizal Amin mengimbau masyarakat terus menjaga kebersihan lingkungan agar penyebaran penyakit, seperti penyakit diare, yang dapat menyebar begitu cepat pada musim kemarau, dapat dicegah.
"Banyak debu berterbangan, suplai air di sejumlah daerah juga berkurang. Ini berpotensi menyebarkan penyakit, seperti diare," katanya di Kediri, Selasa.
Jumlah kasus diare di Kediri hingga Agustus 2011 mencapai 8.242 atau berkisar 500-800 kasus per bulan. Dari kasus itu 5.145 di antaranya ditangani puskesmas, sementara lainnya di rumah sakit. Puskesmas yang banyak menangani kasus diare diantaranya Puskesmas Ngletih, Kecamatan Pesantren dan Kota Kediri.
"Pada prinsipnya, kami selalu siap melayani pasien dan tidak menolaknya," kata Rizal seraya menambahkan bahwa dari kasus diare tersebut 47 persen menimpa balita, sedangkan sisanya menjangkiti anak-anak dan orang dewasa.
Dari laporan yang masuk, kata dia, penyakit ini banyak menyerang balita diduga karena daya tahan tubuh balita belum maksimal, hingga mudah tertular.
Menurut dia, pada musim kemarau penyebaran penyakit diare cukup tinggi karena banyak debu berterbangan serta keengganan masyarakat menjaga pola hidup yang sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan.
Selain itu, pada musim buah, kasus diare biasanya juga cenderung tinggi , karenanya perlu diwaspadai agar tidak meluas.
Penyakit diare tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena bisa membuat pasien kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) hingga dapat mengakibatkan kematian.
Ditanya mengenai stok obat, utamanya obat diare, ia menyatakan cukup. "Jumlah tenaga medis juga sudah siap untuk melayani pasien. Mereka ditempatkan di sembilan puskesmas yang tersebar di tiga kecamatan wilayah Kota Kediri," kata Rizal. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011